TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Daerah DKI Jakarta Partai Gerindra Muhammad Taufik mengkritik Teman Ahok yang mengumpulkan kartu tanda penduduk untuk Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di sejumlah mal. Taufik mempertanyakan biaya sewa stan di sana. "Bisa ditanya mal itu, itu sewa atau gratis," katanya, Rabu, 16 Maret 2016.
Menurut Taufik, status itu perlu diperjelas karena mengingat posisi Ahok sebagai pejabat negara. Jika itu sewa, kata Taufik, ada baiknya diungkapkan jumlahnya untuk transparansi. "Kalau gratis dan jadi sumbangan buat Ahok, itu bisa dikonversikan nilainya," kata Taufik. "Kalau lebih dari Rp 1 juta bisa jadi gratifikasi."
Taufik menegaskan, hal tersebut bisa menjadi masalah baru untuk Ahok yang sudah mantap untuk maju bersaing dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 lewat jalur independen. "Sebagai teman saya hanya mengingatkan. Kasus Sumber Waras saja sudah jadi masalah," ujar Taufik.
Relawan pendukung Ahok, Teman Ahok, memang membuka stan atau posko sebagai lokasi pengumpulan KTP dukungan untuk Ahok di sejumlah mal di Ibu Kota, di antaranya di Mall Kelapa Gading, Jakarta Utara; Pluit Village, Jakarta Utara; dan Cilandak Town Square, Jakarta Selatan. Mereka juga menjual berbagai pernak-pernik.
Teman Ahok sudah berencana membangun sepuluh posko di mal lain. Kepada Tempo, mereka mengungkapkan modal awal mengumpulkan dukungan bagi Ahok berasal dari relawan senior Jakarta Baru sebesar Rp 500 juta. Selanjutnya, modal diperoleh dari penjualan pernak-pernik, seperti kaus dan gantungan kunci. Modal awal itu sudah dikembalikan.
NINIS CHAIRUNNISA | FRISKI RIANA
AHOK DIGOYANG
DPR Persulit Calon Independen, Teman Ahok: Kami Dijegal
Teman Ahok Blakblakan Soal Asal Usul Dana Rp 500 Juta