TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah meminta agar rencana pemberlakuan jalur satu arah dari jalan Perimeter menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta melalui Rawa Bokor ditunda.
Alasannya, agar pengelola Bandara bisa menyediakan dulu sarana penunjang sehingga masyarakat yang melewati juga bisa nyaman dan tidak merasa dirugikan. “Bukan berarti kami menolak, yang ada saja belum beres. Rawa Bokor masih macet akibat penutupan M1. Jalur itu sudah padat, harus dicarikan solusi, ditambah lagi akhir Mei 2016 Terminal III Ultimate akan dioperasikan,” kata Arief pada Kamis, 17 Maret 2016.
Arief juga menyebutkan pokok problem kepadatan lalu lintas menuju Bandara Soekarno-Hatta akibat bottle-neck atau penyempitan lebar jalan yang terletak di persimpangan Rawa Bokor. “Tentunya perlu ada evaluasi serta penataan secara menyeluruh terkait dengan prasarana jalan di kawasan Bandara Soekarno-Hatta. Akses jalan dari dan menuju Bandara sudah tidak dapat menampung arus kendaraan,” ujar Arief.
Apalagi saat ini akses Jalan Perimeter digunakan sebagai jalan utama oleh masyarakat Kota dan Kabupaten Tangerang sejak jalur gerbang belakang M1 ditutup. Ditambah Jalan Perimeter kerap memakan korban kecelakaan lalu lintas. Baru-baru ini, kasus kecelakaan juga menimpa Rama Widyarma, anak Gubernur Banten Rano Karno.
Arief menyebutkan pihaknya pada 25 Februari 2016 mengirimkan surat kepada Senior Manager PT Angkasa Pura II terkait dengan penundaan rencana uji coba aksesibilitas Jalan Perimeter. Surat yang juga ditembuskan kepada Menteri Perhubungan tersebut berisi, antara lain, permintaan untuk memasang barrier serta menambah rambu-rambu peringatan dan rambu pembatas kecepatan untuk keselamatan pengendara.
Pengembangan Bandara yang kini tengah berlangsung, Arief menambahkan, turut membawa ekses terhadap kepadatan lalu lintas di wilayah Kota Tangerang, khususnya di sekitar Benda, Batu Ceper, serta Neglasari, yang lokasinya berada di sekitar Bandara. “Pada dasarnya, pemerintah Tangerang siap memfasilitasi dan akan terus berkoordinasi agar ada solusi permasalahan lalu lintas ini,” tutur Arief.
Soal itu, dia sudah menyampaikan dalam Rapat Koordinasi dalam Rangka Penanganan Permasalahan Lalu Lintas di kawasan bandara yang digelar di Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta Selatan, Rabu, 16 Maret 2016. Pada kesempatan itu, Arief juga mengajak organisasi perangkat daerah teknis, seperti Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, Dinas Perhubungan, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, dalam rapat koordinasi ini agar apa yang menjadi kepentingan masyarakat Kota Tangerang dapat segera difasilitasi dan ditindaklanjuti oleh pemerintah pusat.
AYU CIPTA