TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat turut memeriahkan acara musik yang diadakan mantan warga Kampung Pulo yang tinggal di Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat, Jakarta Timur. Dalam sambutannya, Djarot menyatakan dukungannya terhadap acara hiburan yang menampilkan potensi dan bakat dari warga setempat.
"Saya mendukung warga rusun untuk mendapat perhatian dari pemda lewat acara ini," kata Djarot di Rusunawa Jatinegara Barat, Sabtu, 19 Maret 2016.
Menurut Djarot, acara hiburan seperti itu bisa dijadikan sarana untuk menjalin silaturahmi dengan warga sekitar serta dapat dijadikan cara untuk melepas penat. Djarot berpesan sebaiknya acara tersebut tidak dikemas dengan cara yang formal. Tujuannya agar berjalan mengalir dan dapat dinikmati semua warga.
"Mengalir saja, kalau perlu, sehabis kerja bakti jam 08.00 pagi, warga bisa melepas penat dengan musik bersama. Nyanyi bersama. Karena judulnya dari kita, untuk kita, oleh kita," kata Djarot.
Terbukti, Djarot menyuguhkan penampilan yang berbeda dengan kesehariannya. Sehari-hari Djarot tampak serius dengan pakaian safari yang ia kenakan saat ke Balai Kota. Namun kali ini dengan berbalut kemeja kotak-kotak dan celana jins, Djarot bernyanyi bersama warga eks Kampung Pulo.
Setidaknya empat buah lagu karya Koes Pus disumbangkan Djarot bersama warga setempat. Lagu pertama yang dibawakan Djarot adalah Bujangan. "Karena saya pernah bujangan, mari kita nyanyikan lagu Bujangan," kata Djarot.
Setelah menyanyikan lagu pertama, Djarot membawakan lagu karya Koes Plus berjudul Diana. Djarot berkelakar bahwa setelah membujang pasti punya pasangan, sehingga lagu Diana jadi lagu yang tepat. Kemudian, Djarot melanjutkan dengan lagu berjudul Jemu dan diakhiri dengan lagu Ojo Nelongso yang juga karya Koes Plus.
Djarot menyampaikan rasa syukurnya karena sejak warga dipindahkan ke rumah susun, kini Kampung Pulo telah terhindar dari banjir. Ia juga menyambut gembira penampilan dari warga yang menampilkan potensinya. "Saya berharap rusun menjadi tempat hunian layak dan manusiawi. Kita punya tanggung jawab yang sama membangun Jakarta yang lebih baik, sehat, manusiawi, bersih, dan berbudaya," kata Djarot.
Pada Agustus 2015, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menertibkan bangunan di sekitar bantaran Sungai Ciliwung. Setidaknya terdapat 500 kepala keluarga merasakan dampaknya. Penggusuran dilakukan untuk normalisasi sungai untuk mengurangi banjir saat musim hujan tiba.
LARISSA HUDA