TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sempat disindir Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dengan melarangnya untuk ikut dalam pelelangan buku Megawati dalam Catatan Wartawan: Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat.
"Saya lebih kenal ibu Mega. Menurut saya biasa aja. Ibu Mega baik-baik saja," kata Ahok, sapaan akrab Basuki, seusai peresmian ruang publik terbuka ramah anak (RPTRA) Taman Tanah Abang III, Kamis, 24 Maret 2016.
Ahok menilai Megawati sebagai sosok yang polos sehingga apa yang dibicarakan dan raut mukanya akan sama dengan apa yang ada di dalam hatinya. Saat itu, menurut Ahok, Megawati sempat tersenyum dengan cara yang khas seperti biasanya. Menurut dia, dari senyuman Megawati tersebut tidak menyiratkan rasa ketidaksukaan terhadap Ahok.
Ahok menuturkan ucapan Mega yang mengatakan jika dia ikut pelelangan tersebut akan disebut-sebut sebagai mahar. Sehingga, Megawati melarangnya ikut lelang untuk menghindari cemoohan soal mahar politik tersebut. "Enggak, orang kan suka menuduh kalo calon itu ada mahar. Ibu Mega bilang kalo Ahok nyumbang di-bully lagi, nanti dibilang uang mahar," kata Ahok.
Ahok mengatakan selama ini tidak pernah mau membayar mahar pada partai. Selama ini pun, Ahok mengaku Megawati yang mencari dana untuk kampanye. "Dari dulu Bu Mega yang cari. Saya mah bodo amat. Saya bukan orang PDIP, saya teman Bu Mega dan Pak Taufik (Kiemas) sebetulnya," katanya.
Ahok menolak jika kehadirannya dalam peluncuran buku tentang Megawati sebagai pendekatannya untuk memperoleh dukungan dari PDIP. "Enggak lah, itu lah tafsiran orang yang salah. Hubungan saya dengan Bu Mega dan Pak Taufik melampaui partai politik. Waktu di Bangka Belitung juga dipanggil Bang Taufik," katanya.
Kemarin malam, sejumlah pejabat yang datang turut memberikan sumbangan untuk lelang buku itu. Buku tersebut berjudul Megawati dalam Catatan Wartawan: Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat ditulis 22 wartawan yang meliput Megawati sejak 1993. Sementara, Ahok sendiri tidak ikut lelang, lantaran Mega menolaknya.
LARISSA HUDA