TEMPO.CO, Depok - Ketua Departemen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Indonesia Yasman meminta polisi mengungkap misteri kematian Akseyna Ahad Dori, mahasiswa Fakultas MIPA UI. Bila Akseyna tewas dibunuh, polisi wajib segera mencari pembunuh dan motifnya.
"UI tidak punya kepentingan apakah Akseyna dibunuh atau bunuh diri. Kalau pembunuhan, kami mau tahu motifnya apa," kata Yasman, Kamis, 24 Maret 2016.
Polisi, kata dia, sudah sampai terjun ke Danau Kenanga UI untuk mencari barang bukti pembunuhan Akseyna menggunakan sonar. Namun hasilnya belum bisa untuk mengungkap misteri kematian mahasiswa Jurusan Biologi MIPA UI angkatan 2013 itu. "Kalau pembunuhan, cepat ungkap. Polisi sudah berjanji memprioritaskan kasus ini. Apa motif pembunuhannya?" ujarnya.
Belum terungkapnya misteri kematian Akseyna membikin opini yang berkembang di masyarakat menyesatkan. Bahkan seorang teman dekat Akseyna ramai diperbincangkan di media sosial karena diduga terlibat.
Belum lagi kematian anak Mardoto itu dikaitkan dengan kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) sebagai penyebab motif pembunuhannya. "Ini karena polisi tidak cepat. Mana janjinya mau cepat diungkap?" tuturnya.
Karena sudah merasa terganggu, UI memberikan pendampingan hukum kepada para mahasiswa yang menjadi saksi. Jadi polisi tidak bisa begitu saja memanggil mereka seenaknya untuk menjadi saksi.
"Pendampingan hukum memang sengaja diberikan. Sebab, ini perkara tidak main-main, makanya kami meminta mereka didampingi. Dulu asal panggil-panggil saja. Lalu kami dapat nasihat dari orang lembaga bantuan hukum agar mereka didampingi," ucapnya.
IMAM HAMDI