TEMPO.CO, Depok - Brigadir Kepala Triyono sempat berpura-pura panik dan memanggil Ketua RT untuk melihat kondisi Ratnita Handriani, istrinya yang terbujur kaku di ranjang kamar. Kematian Ratnita diketahui karena dihabisi oleh Triyono di rumahnya, Jalan Perjuangan RT 2 RW 8, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Minggu, 27 Maret 2016.
Ketua RT 2 RW 8, Kelurahan Tugu, Waras, mengatakan sekitar pukul 19.30, Triyono datang meminta bantuan. Waras dan istrinya diminta Triyono melihat kondisi Ratnita di kamarnya. "Saya lihat sudah membiru dan hidungnya memar mengeluarkan darah," kata Waras, Selasa, 29 Maret 2016.
Waras segera memanggil dokter. Sambil menunggu dokter tiba, Waras mengaku diminta oleh Triyono untuk membersihkan darah istrinya. "Saya tidak berani mengelap darahnya," kata Waras.
Dokter meminta kepada Triyono agar jenazah istrinya divisum, tapi ditolak. "Jangan, nanti jadi ramai," kata Waras menirukan ucapan Triyono. Akhirnya, korban divisum di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Hasilnya, diketahui korban meninggal karena dibunuh. "Awalnya saya juga tidak yakin. Tapi saya bukan keluarga yang bisa meminta agar korban divisum," kata Waras.
Kepala Polresta Depok Komisaris Besar Dwiyono mengatakan korban dibunuh dengan cara dibekap dengan bantal. Pelaku sebenarnya adalah Mamad, yang disuruh oleh Triyono. Mamad sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi. "Motifnya karena masalah pribadi dengan istrinya. Sekarang Triyono diperiksa kejiwaannya," tutur Dwiyono.
IMAM HAMDI