TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan tidak akan melobi pemimpin partai mana pun untuk mendukung apalagi mengusungnya maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017. Ahok, sapaan Basuki, bertekad maju bersama relawannya, yaitu Teman Ahok.
"Buat apa melobi? Kan, kami sudah putuskan nasib mencalonkan atau tidak mencalonkan ada di tangan Teman Ahok. Kalau Teman Ahok susah, ya, mungkin susah. Karena itu, ada orang taruhan berani loncat dari Monas, kan?" kata Ahok di Balai Kota, Senin, 28 Maret 2016.
Ahok mengatakan tidak akan ambil pusing apabila ada partai yang akhirnya menolak mendukungnya. Ahok juga mengatakan selama ini ia tidak mengharapkan partai politik mendukung maupun mengusungnya.
"Enggak apa-apa. Saya juga enggak berharap partai dukung saya, kok. Patokan saya tetap Teman Ahok dari perorangan. Mau partai dukung sampai cukup juga saya tetap perorangan," ujar Ahok.
Ahok justru berharap tidak ada lagi partai yang mendukung maupun mengusungnya. Dengan demikian, kata Ahok, warga Jakarta punya pilihan lebih banyak. "Mau banyak atau sedikit, ya, syaratnya tetap 50+1. Santai," tutur Ahok.
Ahok mengatakan dia tidak ambil pusing saat Partai Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa batal mendukungnya. Meskipun begitu, Ahok tetap membuka diri jika ada partai politik yang ingin mendukungnya, asalkan tanpa syarat.
Setelah memilih jalur independen untuk maju dalam pencalonan pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017, Ahok bersama Teman Ahok harus memenuhi syarat yang diberikan oleh Komisi Pemilihan Umum DKI, yaitu menggalang dukungan hingga minimal 7,5 persen dari total daftar pemilih tetap atau setara dengan 532.210 pemilih.
Walau Ahok memutuskan maju secara independen, Partai NasDem dan Hanura menyatakan mendukungnya untuk maju pada 2017. Kedua partai mendukung Ahok tanpa syarat apa-apa.
LARISSA HUDA