TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi mengantisipasi masuknya virus flu burung ke wilayahnya. Hal ini menyusul adanya temuan kasus flu burung di DKI Jakarta beberapa waktu lalu, di mana sejumlah unggas mati mendadak.
Kepala Dinas Perekonomian Rakyat Kota Bekasi, Abdul Iman, dan timnya telah mengambil contoh unggas di sejumlah wilayah untuk diteliti. Namun, kata dia, hasilnya negatif. "Belum ditemukan kasus flu burung setelah di Jakarta," kata Iman di Bekasi, Selasa, 29 Maret 2016.
Pemerintah Kota Bekasi tetap mengantisipasi penyebaran virus flu burung. Di antaranya melakukan penyemprotan gas disinfektan di sejumlah pasar-pasar tradisional di Kota Bekasi. "Kami juga membersihkan tempat penjualan ayam," kata Iman.
Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Kota Bekasi, Tetty Manurung, mengatakan sejauh ini belum ada laporan masyarakat di wilayahnya yang terjangkit flu burung. "Sepanjang tahun ini belum ada," kata Tetty.
Meski begitu, pemerintah mengimbau agar masyarakat menerapkan pola hidup sehat, untuk mengantisipasi penyebaran virus flu burung di Kota Bekasi. Pemerintah Kota Bekasi intensif memberikan penyuluhan terhadap warga melalui tim di tingkat pusat kesehatan masyarakat. "Terpenting jangan memelihara unggas di rumah," kata Tetty.
Baca Juga:
Berdasarkan catatan Tempo, kasus flu burung terakhir merenggut nyawa seorang bayi di Kota Bekasi pada pertengahan 2013 lalu. Korban adalah bayi laki-laki berumur 2,6 tahun, yang tercatat sebbagai anak dari warga Perumahan BTN Masnaga, Kelurahan Jakamulya, Kecamatan Bekasi Selatan. Korban meninggal di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta.
ADI WARSONO