TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah bupati digadang-gadang maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada pilkada 2017. Antara lain Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo, Bupati Bojonegoro Suyoto, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, dan Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah.
"Silakan semua orang terbaik dari seluruh Indonesia datang ke Jakarta, menawarkan program orang. Bukan cuma kumpul asal ngalahin Ahok," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di kantor Gubernur Jakarta, Selasa, 29 Maret 2016.
Menurut Ahok, siapa pun lawannya, asalkan menawarkan program terbaik untuk Jakarta, pasti akan menarik simpati masyarakat.
Bagi petahana, jika survei kepuasan masyarakat di bawah 60 atau 50 persen, hal itu akan berbahaya. "Petahana kerja 3-4 tahun, kepuasan masyarakat terhadapnya di bawah 50 persen, itu masalah, berarti enggak kerja," ucapnya.
Ahok mengatakan, jika hendak maju dalam pemilihan kepala daerah, para calon harus memiliki program kerja yang jelas. Ia berharap pilkada Jakarta, yang bakal berlangsung pada Februari 2017, tidak menjadi ajang mengalahkan sosok “Ahok”. "Kasihan orang Jakarta, Anda mau ngalahin Ahok, kalau bisa, lalu mau ngapain? Harus jelas, jangan kucing dalam karung," katanya.
Ahok mengapresiasi Hasnaeni Moein, calon Gubernur Jakarta yang menjuluki diri Wanita Emas. Menurut dia, jika ingin bersaing, siapa pun berhak mencari kelemahannya dan kemudian menawarkan program baru.
Dalam soal penerapan electronic road pricing (ERP), Ahok akan melarang sepeda motor melintas di jalur itu. Hasnaeni justru hendak memberikan sepeda motor kepada masyarakat. "Ya enggak apa-apa. Kamu ngomong, jadi orang mengerti. Kamu cari saja kelemahan saya, lalu kamu sampaikan."
Ahok prihatin atas banyaknya calon yang alih-alih menjual program malah berusaha menjatuhkan. Ia mengaku ada pihak yang berusaha memfitnahnya. Ia berharap para calon tidak hanya berpikir mengenai cara mengalahkan Ahok.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI