TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua DPRD Abraham Lunggana alias Lulung menanggapi santai hasil survei Charta Politika terkait dengan elektabilitasnya dalam Pilkada DKI 2017. Dalam survei itu, tingkat elektabilitas Lulung hanya 0,5 persen, jauh di bawah inkumben Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Bahkan Lulung optimistis bisa maju ke putaran dua jika terjadi dua putaran dalam pemilihan gubernur mendatang. "Saya yakin saja kalau ada saya di situ, misalnya ada empat calon, ada putaran kedua, di situ pasti ada saya. Putaran pertama ada saya, putaran kedua ada saya, saya yakin itu saja," kata Lulung saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis, 31 Maret 2016.
Lulung mengatakan, untuk menyikapi hasil survei, yang pertama harus dilihat terlebih dulu siapa pemilik survei tersebut. Selanjutnya, survei yang dilakukan harus berdasarkan pengambilan data ke lapangan. Menurut Lulung, dalam survei, seharusnya tidak dikeluarkan pertanyaan-pertanyaan asumtif.
Meski mengapresiasi hasil survei, Lulung mempertanyakan keberpihakannya. Lulung heran mengenai hasil yang keluar dari survei itu, termasuk soal suara pemilih. "Kok tahu sih ya, bingung, aneh. Kok tahu konstituen, tahu milihnya partai apa, enggak mungkin, makanya jangan ada keberpihakan," ujarnya.
Survei Charta Politika dilakukan mulai 15 hingga 20 Maret 2016. Survei ini melibatkan 400 responden dengan wawancara tatap muka. Margin error dalam survei ini kurang lebih 4,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dalam survei ini, disebutkan Ahok mengungguli bakal calon lainnya. Dalam survei Charta Politika itu, nama Ahok kokoh di urutan teratas dengan tingkat elektabilitas 44,5 persen. Sedangkan di bawahnya ada nama-nama seperti Yusril Ihza Mahendra (7,8 persen), Sandiaga Uno (1,5 persen), Adhyaksa Dault, (0,8 persen), dan Abraham Lunggana (0,5 persen).
MAWARDAH NUR HANIFIYANI