TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama mengatakan inkumben lebih rentan kalah. Pasalnya, tindak tanduk calon inkumben lebih mudah dipantau dibandingkan calon baru.
"Kalau kamu baru muncul kan baru bilang akan, gak terbukti toh. Kalau kami gak bisa bicara akan dong. Orang langsung liat kamu bener atau gak. Jadi pertahana ini semua orang bisa kalahkan," kata Ahok, sapaan akrab Basuki, di kantor Gubernur DKI Jakarta, Kamis, 31 Maret 2016.
Menurut Ahok, untuk calon inkumben, mereka harus mempertahankan kinerjanya. Apabila kinerja buruk, masyarakat tidak akan memilih calon tersebut. Masyarakat Jakarta, sudah cukup pintar dalam memilih calon pemimpinnya.
Baca Juga: Kenapa Ketua PBNU Nusron Wahid Dukung Ahok dalam Pilgub DKI?
Ahok menilai, jika inkumben memiliki kinerja yang baik, kemungkinan untuk terpilih lagi besar. Namun, jika inkumben memiliki kinerja yang buruk, risikonya lebih besar. Apalagi tak semua pihak memiliki persepsi yang sama mengenai kebijakan yang dibuatnya.
Sementara, calon yang baru muncul dapat memberikan janji. Toh, menurut Ahok, calon tersebut baru akan menjalankan programnya jika terpilih. Namun, Ahok menyesalkan kebanyakan calon yang maju justru berusaha menjatuhkan dia. "Kalau saya ketemu yang gak bagus, orang Jakarta juga gak akan milih, gak bego-bego, kamu kira orang Jakarta goblok? gak goblok-goblok amat orang Jakarta itu."
Ahok juga menampik kabar bahwa sebagai inkumben dia menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk dana kampanye. Menurut dia, penggunaan dana APBD tidak selalu bisa diterima masyarakat. "Jadi sekarang gimana bilang mau pake fasilitas."
MAWARDAH NUR HANIFIYANI