TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnomo alias Ahok menilai ada anomali dalam hasil survei Charta Politika. Sebab, meski kepuasan terhadap Ahok 82,8 persen, tetapi elektabilitasnya hanya 51,8 persen.
"Saya baca ini ada anomali aja, biasanya kalau orang puas sama kinerja kamu, biasanya elektabilitas mengikuti, tapi ini gak," kata Ahok di kantor Gubernur DKI Jakarta, Kamis, 31 Maret 2016.
Ahok menduga ada faktor primordial dalam hal ini. Ahok mencontohkan, ada pihak yang tidak menyukai gayanya yang cenderung emosional. Selain itu, menurut Ahok, banyak faktor lain yang bisa saja mempengaruhi hal ini.
Namun, Ahok mengaku belum mengetahui secara detail dengan survei ini. Sejauh ini ia hanya melihatnya melalui pemberitaan saja.
Survei Charta Politika dilakukan dari 15 hingga 20 Maret 2016. Survei ini melibatkan 400 responden dengan wawancara tatap muka. Margin of error dalam survei ini lebih-kurang 4,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dalam survei ini disebutkan Ahok mengungguli bakal calon Gubernur DKI lainnya. Di antara 14 nama yang diajukan, Ahok unggul dengan 51,8 persen. Sementara, lawan lainnya berada di bawah Ahok.
Yusril, misalnya, yang merupakan salah satu kandidat kuat untuk melawan Ahok, hanya mendapatkan persentase 11 persen. Di bawah Yusril, nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memegang persentase 7,3 persen, dan Hidayat Nur Wahid 3,3 persen.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI