INFO METRO - Jumlah penduduk kota Jakarta yang setiap tahunnya bertambah akan membuat kebutuhan terhadap air bersih pun semakin meningkat. Sebagai operator penyediaan dan pelayanan air bersih di wilayah Barat DKI Jakarta, tanggung jawab PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) juga semakin bertambah.
Di tahun 2015 lalu misalnya, pertumbuhan penduduk di DKI Jakarta berbanding terbalik dengan ketersediaan air bersih yang defisit pada saat itu. Namun, dengan berbagai upaya yang dilakukan, PALYJA tetap mampu memberikan layananan yang baik bagi pelanggan dari tahun ke tahun.
Baca Juga:
Di tahun 2015, PALYJA telah berhasil menambah kapasitas produksi air minum dari 8.600 liter per detik (lps) menjadi 8.800 liter per detik (lps). Selama 17 tahun beroperasi, PALYJA telah berhasil meningkatkan akses air bersih kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 571 persen. Pada tahun 1998, pelanggan berpenghasilan rendah (kelompok K2), yang berjumlah 9.585, kini mencapai 64.354. Itu artinya, PALYJA tetap melayani pelanggan yang terdiri atas berbagai kalangan dan tingkat ekonomi dengan adil dan merata.
Beberapa program yang diluncurkan oleh PALYJA kepada MBR seperti Master Meter , Kios Air dan Global Partnership on Output Based Aid (GPOBA) bekerja sama dengan Bank Dunia. PALYJA juga mendukung program pemerintah DKI dengan mendistribusikan air ke kampung-kampung deret dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).
Seperti Global Partnership on Output Based Aid (GPOBA) yang merupakan program hasil kerja sama PALYJA dengan Bank Dunia sejak 2008. Lewat program ini, sebanyak 5.048 sambungan telah berhasil dilakukan di Rawa Bengkel, Menceng, Muara Baru, Warung Gantung, Rawa Lele, dan Sumur Bor. Beberapa pihak lain yang terlibat program ini adalah Pemerintah Provinsi DKI, PAM Jaya, Badan Regulator, KPAM, dan NGO Internasional Mercy Corps.
Baca Juga:
Lalu ada Kios Air untuk melayani masyarakat Jakarta yang tinggal di wilayah pelayanan PALYJA tapi belum terjangkau jaringan pipanisasi. Sistem pelayanan yang dilakukan adalah menyiagakan tim truk tangki untuk mengisi bak-bak penampungan Kios Air setiap hari.
Kios Air PALYJA saat ini mencapai 51 unit. Satu kios dapat melayani kurang-lebih 200 keluarga, dengan satu keluarga diasumsikan terdiri atas empat anggota keluarga. Maka 51 Kios Air PALYJA dapat melayani kebutuhan 40.800 orang.
Tak mau tingkat pelayanannya turun, pada tahun 2015, PALYJA juga meningkatkan volume air baku dengan inovasi teknologi pertama di Asia Tenggara, yaitu Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR). Teknologi ini diterapkan dalam proses pre-treatment sumber air yang berasal dari Kanal Banjir Barat.
Dengan adanya penambahan air baku, diharapkan volume air bersih yang akan didistribusikan kepada pelanggan bertambah. Pertambahan volume air bersih ini akan diprioritaskan kepada masyarakat berpenghasilan rendah.
Sistem distribusi Master Meter juga dibuat untuk pelanggan berpenghasilan rendah yang berada di lingkungan informal dan belum terjangkau jaringan perpipaan. Sistem operasinya adalah dengan cara membentuk Community Based Organization (CBO) yang bertujuan agar para warga setempat mengelola jaringan perpipaan setelah meter, mendistribusikan tagihan, melakukan pembayaran, dan perawatan Master Meter. Satu Master Meter bisa melayani hingga puluhan rumah sekaligus. Diharapkan pada akhir tahun 2016 sudah ada sepuluh Master Meter di enam lokasi berbeda. Program Master Meter ini telah berhasil dijalankan di Rawa Bebek - Penjaringan, Muara Baru, Jembatan Besi dan Rawa Buaya. (*)