TEMPO.CO, Jakarta - Sokongan dari partai politik mutlak pada pemilihan kepala daerah, termasuk pilkada DKI Jakarta Februari 2017, bagi calon kepala daerah yang tidak maju melalui jalur independen atau perseorangan. Sejumlah nama bakal calon memang sudah beredar. Tapi Partai Amanat Nasional baru mengumumkan calon yang disokong pada Mei 2016.
"Sekarang kami masih survei. Mei, kami putuskan," kata Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan seusai acara syukuran dan peluncuran buku 60 Tahun Jimly Asshiddiqie di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Sabtu, 16 April 2016.
PAN kini berfokus pada penjaringan calon dari kalangan internal. Nama-nama yang muncul, ucap Zulkifli, adalah Bupati Bojonegoro Suyoto, Wali Kota Bogor Bima Arya, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Desi Ratnasari.
Walaupun begitu, PAN tetap membuka pintu bagi kandidat di luar partai. Zulkifli mengaku sudah menjalin komunikasi dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, mantan Menteri Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra, serta pengusaha Sandiaga Uno. "Semua komunikasi politik kami jalankan dengan baik," ujarnya.
Zulkifli belum mau memastikan nantinya PAN akan mendukung Ahok sebagai calon atau tidak. "Belum, belum, nanti kami putuskan Mei, menunggu survei dulu," tuturnya.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat ini pernah menyatakan suku, agama, dan ras (SARA) tak layak dipermasalahkan pada masa sekarang. Gubernur DKI, kata dia, lebih dipentingkan gagasannya. "Tokoh mana pun saat ini bukan zamannya lagi ribut soal agama dan ras. Sekarang zamannya adu gagasan, konsep, dan kecerdasan, sehingga yang terbaiklah yang dipilih masyarakat," ucapnya, 27 Maret lalu. "Syaratnya harus yang berwawasan kebangsaan. Itu saja."
ARIEF HIDAYAT | ABDUL AZIS