TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Ahmad Yohan meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mencopot pin demokrasi yang pernah diberikan oleh Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais.
Yohan membenarkan Amien Rais pernah memberikan pin tersebut kepada Ahok pada 2006. Namun melihat kinerja Ahok saat ini, ia menganggap pin tersebut sudah tidak pantas disematkan kepada Ahok.
"Setelah kini Ahok berlaku beringas, menculasi rakyat kecil seperti penggusuran di kampung Luar Batang demi reklamasi, sematan demokrasi itu pun luntur di mata pak Amin," ujar Yohan melalui rilisnya di Jakarta, Senin, 25 April 2016.
Baca: Ahok: Amien Rais Mungkin Lupa Pernah Kasih Pin Emas ke Saya
Yohan juga mengatakan, saat ini ia hanya menganggap Ahok sebagai sosok diktator yang hari-harinya diwarnai amarah dan 'pembegalan' hak rakyat. Tidak ada lagi sosok pemimpin yang demokratis dari Ahok.
"Ahok tak lebih dari pengusasa fasis yang menjadikan pembangunan sebagai alat memberangus hak rakyat kecil," ujarnya.
Apalagi, menurut Yohan, Ahok mempertontonkan tindakannya itu secara represif ke ruang publik. Selain itu, menurut dia, definisi demokrasi yang paling fundamental adalah membela hak rakyat. Rakyat ada dalam pusaran definisi demokrasi.
"Definisi ilmu manapun menyebutkan, rakyat sebagai perjuangan adalah bagian dari demokrasi. kalau lihat Ahok, di mana demokrasinya?"
Sebelumnya, Ahok mengatakan, ia pernah mendapat penghargaan dari Amien Rais pada 2006. Bersamaan dengan pemberian penghargaan itu, lanjut dia, Amien Rais menitipkan perjuangan demokrasi reformasi Indonesia. Ahok menjelaskan, saat itu ia tengah menjabat sebagai bupati.
Ahok merespon pernyataan Amien Rais pada Ahad lalu. Saat itu, Amien Rais mengatakan Ahok tidak layak menjadi pemimpin lantaran sikapnya kerap nyeleneh dan kontroversial.
Menurut Amien, tidak hanya sikapnya yang keras kepala, Ahok adalah satu-satunya pemimpin yang merasa paling benar dan ingin memboyong kebenaran menurut kacamatanya sendiri. Amien bahkan mengajak semua pihak untuk menghentikan sikap kontroversial Ahok.
Pasalnya ia khawatir jika Ahok yang sering berkata kotor dan semaunya terpilih lagi menjadi Gubernur dapat menghina bangsa Indonesia.
INGE KLARA SAFITRI