TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Keamanan Pertahanan Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma menangkap tujuh orang yang diduga melakukan kegiatan pengeboran tanpa izin, terkait prpyek kereta cepat Jakarta-Bandung di wilayah Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, pada Selasa lalu.
Ketujuh orang itu di antaranya merupakan dua warga negara Indonesia, dan lima warga negara asing asal Cina. Kelima WNA asal Cina diketahui merupakan karyawan PT Geo Central Mining (PT GCM) yang merupakan mitra dari PT Wijaya Karya Tbk, selaku pelaksana proyek kereta cepat. Sementara, dua WNI merupakan karyawan lepas PT GCM.
Saat Tempo mengunjungi Lanud Halim Perdanakusuma hari ini, petugas tidak memberikan izin untuk memasuki kawasan pengeboran yang terletak di belakang Batalyon 461 Paskhas, dan meminta untuk menghubungi bagian Pentak Lanud.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Wieko Sofyan membenarkan bahwa kawasan itu tidak bisa dimasuki. "Sementara belum boleh dimasuki karena diberi garis polisi," kata Wieko saat dihubungi Tempo, pada Kamis, 28 April 2016.
Meski tidak bisa memasuki kawasan tersebut, lokasi yang kini diberikan garis polisi masih bisa dilihat dari pinggir jalan tol Jakarta-Cikampek KM 3, tepatnya sebelum pintu tol keluar Pondok Gede. Sekitar dua tembok pembatasnya bolong. Namun, tetap saja lahan itu tidak bisa dimasuki karena dibatasi dengan beberapa lembar triplek bertuliskan bahasa mandarin. Salah satu triplek yang teronggok di atas rumput ada tulisan Jakarta Bandung dengan cat biru.
Sepanjang tembok yang bolong juga dibatasi oleh beberapa pipa yang menyilang. Di bagian bawah sebelah kanan pipa juga terdapat kawat duri yang berserakan di atas rerumputan. Di antara gulungan kawat itu ada sebuah kemeja kotak-kotak kecil yang tersangkut, dengan kombinasi warna biru, coklat, kuning. Di sekeliling kawasan nampak seperti kebun. Sebab, ada banyak tanaman dan beberapa pohon pisang.
FRISKI RIANA