TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua DPRD Jakarta Abraham Lunggana bakal membuat lembaga survei sendiri untuk menghitung elektabilitas dan popularitasnya sebelum maju dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta. Hasil survei itu nantinya dijadikan kelengkapan berkas untuk ikut seleksi bakal calon Gubernur DKI dari Partai Demokrat.
"Saya mengamati survei. Kalau survei yang sekarang, saya belum percaya, dan saya mau buat lembaga survei sendiri," ujar pria yang akrab dipanggil Lulung tersebut di kediamannya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis, 28 April 2016. Menurut Lulung, lembaga survei bisa dibentuk oleh partainya, yakni Partai Persatuan Pembangunan, atau kelompok Suka Haji Lulung dan kelompok Haji Lulung untuk Semua (Halus).
Kepala verifikasi Partai Demokrat, Lazarus Simon Ishak, mengatakan tidak masalah jika Lulung ingin menggunakan survei dari lembaga yang dibentuk sendiri. "Enggak apa-apa, asal itu dapat dipertanggungjawabkan," ujar Lazarus di tempat yang sama.
Hari ini, perwakilan Partai Demokrat mendatangi kediaman Lulung untuk memverifikasi datanya sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta. "Lulung kan sudah mendaftar dan memberikan berkas ke Demokrat, dan sekarang kami melakukan verifikasi faktual," ujar Lazarus. Selain itu, Lazarus datang untuk mengetahui kejelasan data alamat rumah bakal calon Gubernur DKI Jakarta itu.
Lazarus mengatakan Lulung merupakan bakal calon Gubernur DKI kesembilan yang sudah diverifikasi Partai Demokrat. "Total ada 12 bakal calon, dua gugur karena enggak balikin formulir," ujar Lazarus. Menurut Lazarus, berkas yang disampaikan Lulung relatif lengkap, kecuali data hasil survei. Karenanya, Lazarus datang untuk memberi tahu kekurangan data tersebut.
Sebelumnya, Tempo pernah menulis tentang paparan hasil survei menjelang pemilihan kepala daerah Provinsi DKI Jakarta 2017 dari Lembaga riset Populi Center. Salah satu pertanyaan dalam survei itu berkaitan dengan penilaian warga terhadap tokoh-tokoh yang disebut-sebut bakal mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI.
Dua tokoh yang termasuk terkenal di kalangan masyarakat adalah musikus Ahmad Dhani dan Lulung. Dari 400 responden, 96 persen di antaranya mengenal Dhani. Sedangkan yang mengenal Lulung 68,5 persen.
Nama mereka masuk jajaran lima besar bursa calon Gubernur DKI Jakarta, bersanding dengan Basuki Tjahaja Purnama, Dede Yusuf, dan Yusril Ihza Mahendra.
Meski populer, masyarakat ternyata lebih banyak memberi nilai negatif untuk Dhani dan Lulung. "Ahmad Dhani dan Lulung popularitasnya tinggi, tapi penilaian negatif lebih tinggi dibanding penilaian positif," kata peneliti dari Populi Center, Nona Evita, di kantornya, Jakarta Barat, Senin, 25 April 2016.
Sebanyak 32 persen responden memberi nilai negatif kepada Lulung, sedangkan yang memberi jawaban positif 24,2 persen. Sementara itu, Dhani dinilai negatif oleh 41,2 persen responden. Hanya 35,2 persen responden yang menilainya positif.
Menurut Nona, dalam daftar lima besar itu, hanya Dhani dan Lulung yang dinilai negatif. "Artinya, Haji Lulung dan Ahmad Dhani populer karena penilaian negatifnya," ucapnya. Tokoh lain dianggap populer karena dinilai positif oleh masyarakat.
"Adapun Dede Yusuf, Sjafrie Sjamsoeddin, Heru Budi Hartono, dan Ganjar Pranowo, meski baru muncul di survei kali ini, nama-nama itu dinilai positif oleh masyarakat dan masuk 15 besar," ujar Nona.
ARIEF HIDAYAT | REZKI ALVIONITASARI