TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kantor Pengelola Taman Marga Satwa Ragunan Bambang Triana menolak jika delman yang berada di Monumen Nasional dipindahkan ke Ragunan. Pasalnya, kata Bambang, kebun binatang yang ia kelola sudah memiliki delman sendiri. "Kami sudah punya delman. Kuotanya sudah cukup. Kami juga sudah ajukan keberatan. Gubernur sudah setuju," ucap Bambang saat dijumpai di Ragunan, Rabu, 4 Mei 2016.
Saat ini delman yang beroperasi di Ragunan sebanyak 40. Bagi Bambang, angka tersebut sudah terbilang cukup dan tidak mungkin ditambah. Jika ditambah, menurut Bambang, masalah baru akan muncul. "Tidak mungkin kami tambah lagi. Nanti malah menyiksa binatang dan daerah kami semakin kotor," ujar Bambang.
Bambang sendiri menyayangkan jika delman harus dihilangkan dari Jakarta. Menurut dia, delman tidak dapat terpisahkan dari budaya Jakarta, terutama budaya Betawi. "Jadi sebaiknya delman dibawa ke Setu Babakan karena sesuai jika diletakkan di tempat pelestarian budaya Betawi," tutur Bambang.
Selain itu, kata dia, delman dapat dipindah ke tempat wisata lain, seperti Kota Tua. "Supaya bendi (delman) tetap terjaga kelestariannya," katanya.
Beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, dan Ketahanan Pangan (DKPKP) DKI Jakarta Darjamuni menyatakan adanya temuan parasit strongylus berbahaya yang menjangkiti kuda di Monas. Jadi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana memindahkan kuda di Monas ke Ragunan, agar dapat segera ditangani dan diobati dokter hewan.
Parasit yang ada pada kuda tersebut, ujar Darjamuni, akan sangat berbahaya apabila menular kepada manusia, bahkan bisa menyebabkan kematian bagi manusia yang tertular. Parasit tersebut bisa menular lewat kulit manusia, terutama jika terkena kulit yang luka secara langsung. Parasit itu disinyalir berbahaya bagi jaringan syaraf manusia.
LARISSA HUDA