TEMPO.CO, Bekasi - Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Jawa Barat, mencatat sebanyak 64 pelajar di wilayah itu tak bisa mengikuti ujian nasional sejak hari pertama. "Rata-rata karena sakit," kata Kepala Bidang Bina Program Dinas Pendidikan Kota Bekasi Agus Enap, Selasa, 10 Mei 2016.
Agus tak merinci penyakit yang diderita para pelajar tersebut. Namun, kata dia, sebagian terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD) sehingga para peserta ujian nasional itu harus istirahat total, bahkan ada yang masih dirawat di rumah sakit. "Diusahakan mengikuti ujian susulan 16-19 Mei mendatang," ujarnya.
Meski begitu, kata dia, dua hari pelaksanaan ujian nasional di wilayah setempat berjalan lancar. Seluruh soal bisa didistribusikan ke sekolah penyelenggara ujian dengan baik, yakni sejam sebelum mulai. "Pelaksanaan ujian tidak ada kendala, soal tercukupi," tutur Agus.
Agus mengatakan, secara keseluruhan, jumlah peserta ujian nasional tingkat SMP sederajat di Kota Bekasi mencapai 30.403. Rinciannya, SMP negeri 14.576 siswa, SMP terbuka 535 siswa, serta SMP swasta dan MTs 15.292 siswa. Mereka berasal dari 247 sekolah, baik negeri maupun swasta. "Ada 37 sekolah tak bisa menggelar ujian karena pesertanya di bawah 20 orang," ucapnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi Ali Fauzi mengatakan, dari seluruh sekolah yang ada di wilayahnya, hanya ada dua yang bisa menggelar ujian berbasis komputer. Keduanya adalah sekolah swasta, yaitu Sekolah Victory Plus di Rawalumbu dan Global Prestasi di Bekasi Barat. "Sekolah negeri tidak ada yang UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer)," katanya.
Baca Juga:
Ali mengatakan pemerintah belum siap menggelar ujian berbasis komputer. Soalnya, di sekolah negeri masih kekurangan komputer. Menurut dia, minimal di setiap sekolah harus mempunyai komputer sebanyak sepertiga dari jumlah murid yang ada. "Pelaksanaan bisa dilakukan tiga shift," ujarnya. "Tahun ini kami belum siap."
Karena itu, kata dia, pemerintah secara bertahap akan mengadakan komputer di sekolah negeri, sehingga bisa mendukung pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer. Selain komputer, kata dia, dibutuhkan perangkat lain, seperti penyimpan daya dan server. "Butuh biaya besar, makanya secara bertahap," tutur Ali.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengakui pemerintah daerah belum berfokus menyelenggarakan ujian online untuk tingkat SMP. Sebab, kata dia, pemerintah baru berfokus menyelenggarakan pada tingkat SMA negeri sederajat. "Pelaksanaan UNBK di tingkat SMP, saya masih ragu," ucap Rahmat.
ADI WARSONO