TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat dari Lembaga Ilmu Pendidikan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, menilai pendekatan yang dilakukan bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra, terhadap masyarakat DKI melalui jalur hukum sudah benar.
Siti mengatakan menunjukkan sikap sebagai seorang pengacara untuk membantu masyarakat Luar Batang, Bidara Cina, dan Sumber Waras memang tidak menutup kemungkinan akan dianggap sebagai pencitraan, tapi bisa juga Yusril menganggap hal itu sebagai pembuktian.
"Kita tidak menutup mata itu pencitraan, tidak mungkin kalau dia tidak ingin mencalonkan diri. Tapi mungkin juga dia terundang untuk membuktikan terhadap yang dianggap zalim itu. Bisa jadi dua-duanya jalan," ucap Siti Zuhro di Hotel Alia, Selasa, 10 Mei 2016.
Siti Zuhro memandang Yusril sebagai sosok yang cerdas karena memanfaatkan kemampuan dan pengalaman yang ia miliki untuk mendekati masyarakat. Sayangnya, ujar Siti, sifat Yusril bukan merupakan pemimpin yang merakyat, sehingga dapat menimbulkan kesan elitis.
Berbeda apabila dibandingkan dengan sosok Joko Widodo yang pada awal masa kampanye melakukan pendekatan terhadap masyarakat bawah dan dekat dengan mereka.
Namun, kata dia, dengan menunjukkan keberpihakan pada rakyat dan melakukan sesuatu yang sangat bermanfaat lokal, masyarakat akan bersimpati.
"Tidak ada partai politik, tidak ada calon pemimpin yang tidak ingin diberi simpati. Dan Yusril, pro pada penegakan hukum, membantu secara sukarela masyarakat yang merasa dirugikan oleh pemda. Korelasi jadi positif karena apa yang dilakukan," ujarnya.
DESTRIANITA KUSUMASTUTI