Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ahok Kalah di Bidara Cina: Kemen-PU yang Menambah Luas Inlet

Editor

Bagja

image-gnews
Petugas memeriksa mata bor pengerjaan sodetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur di arriving shaft (titik pertemuan) Jalan Otista III, Jatinegara, Jakarta, 12 Oktober 2015. Proyek pembangunan sodetan pada bagian outlet dari Kebon Nanas hingga ke arriving shaft telah selesai, sementara bagian inlet menuju Bidara Cina ditargetkan selesai pada tahun 2016. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Petugas memeriksa mata bor pengerjaan sodetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur di arriving shaft (titik pertemuan) Jalan Otista III, Jatinegara, Jakarta, 12 Oktober 2015. Proyek pembangunan sodetan pada bagian outlet dari Kebon Nanas hingga ke arriving shaft telah selesai, sementara bagian inlet menuju Bidara Cina ditargetkan selesai pada tahun 2016. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di Jakarta, pemerintah berhadapan dengan masyarakat dan kalah di pengadsilan karena dianggap tak mensosialisasi program-program kerjanya. Itu terjadi di Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Selatan, seperti diceritakan Koran Tempo edisi 12 Mei 2016.

Pemerintah Jakarta belum bisa meneruskan pembangunan jalan masuk air alias inlet ke terowongan bawah tanah untuk menampung limpasan air Ciliwung agar tak menggenangi permukiman jika turun hujan. Rencana tersebut digugat penduduk Bidara Cina yang merasa tak mendapat sosialisasi kebijakan itu.

BACA: Dua Argumen Ahok Kalah di Bidara Cina

Keputusan hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada akhir bulan lalu mengabulkan gugatan penduduk didasari dua hal: tak ada sosialisasi dan menilai pemerintah diam-diam meluaskan peta lahan yang akan dibangun inlet itu. “Padahal peta tak berubah dan luas lahannya tetap. Jumlah rumah yang akan digusur juga tak bertambah,” kata Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardhana, kemarin.

Pangkal kekisruhan itu adalah tiga surat keputusan Gubernur Jakarta atas lahan tersebut. Gubernur Basuki Tjahaja Purnama menerbitkan surat bernomor 2779/2015 yang menetapkan luas rencana lahan inlet adalah 10.357 meter persegi. Penduduk Bidara Cina menganggap hal ini sebagai perluasan diam-diam. Sebab, dalam surat keputusan Gubernur Joko Widodo, luas lahan hanya 6.0945,94 meter persegi.

Menurut Bambang, surat Gubernur Basuki itu hanya meneruskan surat Jokowi karena masa berlakunya telah habis. Pembangunan inlet ini sudah molor dua tahun lantaran pemerintah tak kunjung bisa membebaskan lahannya. Terowongan air sepanjang 1,23 kilometer itu sudah rampung separuhnya. Ujung terowongan, yang bermuara di Cipinang, kini berada di Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista) III untuk mengalirkan air ke Kanal Banjir Timur.

BACA: Kalah di Pengadilan, Warga Bidara Cina Minta Ahok Refleksi

Karena surat Basuki hanya memperpanjang masa berlaku surat sebelumnya, luas lahan inlet itu tak bertambah. Sumber perubahan angka luas lahan itu adalah perubahan luas shaft atau ruang kerja di bawah Jalan Otista. Karena shaft di bawah tanah, pemerintah tak perlu menggusur bangunan di atasnya.

Perubahan itu dilakukan atas permintaan Balai Besar Ciliwung-Cisadane, yang mengerjakan proyek tersebut. Terowongan Ciliwung adalah proyek Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Besar. Nilainya sekitar Rp 492 miliar. Pemerintah Jakarta bertugas membebaskan lahan untuk proyek tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Bidang Pelaksana Balai Besar, Bastari, mengatakan penambahan luas itu diminta karena Balai berencana membangun trase di lokasi sodetan. Penambahan itu diambil dari shaft yang ada di Cipinang Cempedak. Luas shaft sekitar 3.964 meter persegi dalam Surat Keputusan Gubernur DKI Nomor 80 Tahun 2014 yang diteken oleh Jokowi.

Menurut Bastari, jika Basuki tak mengubah luas inlet, pembangunan trase akan terpisah dalam dua aturan. Untuk mempermudah pembangunan inlet dan trase, Balai meminta Basuki mengubah luas inlet. “Secara riil, luas yang akan digusur itu tak berubah,” kata dia.

BACA: Meski Kalah, Ahok Tetap Bongkar Bidara Cina

Karena itu, peta pun tak berubah. Sodetan tetap menggunakan peta lama yang tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Nomor 79 Tahun 2014—lokasi pembangunan outlet di Cipinang Besar Selatan (sekitar 3.316,90 meter persegi)—SK Gubernur Nomor 80; dan SK Gubernur Nomor 81.

Hingga saat ini, Balai baru memiliki peta bidang di RW 005 dan 014. Warga RW 004 menolak pengukuran oleh pemerintah. Ada 300 bangunan yang akan dibongkar di RW 005 dan 014. Menurut Ketua RW 014 Budhy, ada 38 bangunan di wilayahnya yang akan dibongkar. “Itu ada di tiga RT,” katanya.

Penduduk yang tergusur dipindah ke rumah susun Cipinang Besar Selatan. “Rugi kalau mereka tak segera mengambil unitnya,” kata Bambang. Tapi Rere, penduduk setempat, malah menyesal sudah tinggal rumah susun dan merelakan rumahnya seluas 60 meter persegi di Bidara Cina dirobohkan.

Rere menyesal karena tetangganya yang menolak pindah masih tinggal di sana karena pengadilan mengabulkan gugatan mereka. “Dulu buru-buru karena saya takut jadi gelandangan, tak punya rumah,” kata perempuan 28 tahun ini.

GANGSAR PARIKESIT

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

8 jam lalu

Kreator Konten, Galih Loss. Foto: Instagram.
Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.


Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

28 hari lalu

Warga berjalan melintasi banjir di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Senin 25 Maret 2024. Banjir di permukiman padat penduduk dengan ketinggian air 50-175 cm itu terjadi akibat meluapnya Kali Ciliwung. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

Langkah-langkah ini disusun dalam program penanganan banjir yang menjadi bagian dari rencana aksi roadmap untuk penyusunan RPJPD 2025-2045.


Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

29 hari lalu

Jakarta Banjir, Heru Budi Minta Maaf: Mohon Dimaklumi
Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.


Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

29 hari lalu

Terdakwa kasus tindak pidana penodaan agama Panji Gumilang (tengah kemeja kuning) saat hendak meninggalkan ruang persidangan di Pengadilan Negeri Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 20 Maret 2024. Foto: ANTARA/Fathnur Rohman
Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.


81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

44 hari lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin memotong tumpeng bersama istrinya, Wury Estu Handayani saat mengadakan tasyakuran hari ulang tahunnya di rumah dinasnya di Jalan Diponegoro, Jakarta, 11 Maret 2020. Ma'ruf Amin hari ini berulang tahun yang ke-77. TEMPO/Friski Riana
81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.


Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

47 hari lalu

Ilustrasi KJMU. Istimewa
Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?


Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

48 hari lalu

Politikus PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan orasi politiknya dalam acara Ahokers Bareng Ganjar di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud, Jakarta, Minggu, 4 Februari 2024. Relawan Ahokers resmi mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024. ANTARA/Aprillio Akbar
Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?


69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

48 hari lalu

Wakil Gubernur Deddy Mizwar memeriksa barisan saat upacara Resimen Mahasiswa Mahawarman di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 11 Januari 2017. TEMPO/Prima Mulia
69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.


Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

52 hari lalu

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tertawa bersama dengan Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) usai hadiri acara pelantikan anggota DPRD DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat
Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

Pengamat politik mengatakan Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih memiliki suara kuat di Jakarta.


Di TPS Ahok, Ganjar-Mahfud Unggul dengan 113 Suara

14 Februari 2024

Mantan Gubernur DKI Jakarta, yang terakhir menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersama istri, Puput Nastiti Devi dan putranya, Sean, menggunakan hak pilih di TPS 112 yang berada di Jalan Pantai Mutiara, Pluit Jakarta Utara. Rabu, 14 Febuari 2024. Ketiganya tampak kompak mengenakan baju berwarna gelap. TEMPO/Yuni Rahmawati
Di TPS Ahok, Ganjar-Mahfud Unggul dengan 113 Suara

Paslon Ganjar-Mahfud memimpin suara di TPS tempat Ahok menyalurkannhak suara.