TEMPO.CO, Jakarta - Partai Gerindra harus bekerja keras memupuk popularitas dan elektabilitas Sjafrie Sjamsoeddin jika memang serius menjaring satu nama tersebut sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta 2017-2022. “Untuk saat ini, peluangnya kecil jika dibandingkan dengan calon lainnya,” ujar peneliti Populi Center, Nona Evita, saat dihubungi, 22 Mei 2016.
Menurut Evita, elektabilitas Sjafrie, yang pernah menjadi Wakil Menteri Pertahanan, masih amat rendah. Berdasarkan survei Populi dengan 400 responden di wilayah DKI pada April lalu, Evita mengungkapkan, “Hampir tidak ada masyarakat yang menjawab akan memilih Sjafrie.”
Beda halnya dengan Gubernur Basuki, yang menduduki posisi pertama dengan elektabilitas 50,8 persen. Ahok—sapaan Basuki—disebut Evita mengantongi bekal untuk mencalonkan diri lewat jalur independen dalam pemilihan tahun depan.
Dalam survei tersebut, nama Sjafrie—yang juga pernah menjadi Panglima Kodam Jaya—baru muncul di bagian popularitas. Itu pun di urutan ke-11 dengan popularitas 21,8 persen. Posisi pertama diduduki Gubernur Basuki dengan popularitas 98,5 persen.
“Jika Ahok berhadapan head to head dengan Sjafrie, posisi Sjafrie masih jauh di bawah Ahok,” kata Evita.
Baca juga:
Heboh Kontribusi Reklamasi: Tiga Skenario Nasib Ahok
Geger Daging Manusia Dijadikan Kornet, Ini Penampakannya
Namun, menurut Evita, peluang Sjafrie tetap ada. Syaratnya, dia bisa menawarkan terobosan yang inovatif, khususnya dalam upaya mengatasi masalah di DKI, seperti kemacetan, mahalnya harga bahan kebutuhan pokok, dan tingginya angka pengangguran. “Karena masalah itu mendesak untuk diselesaikan,” kata dia.
Popularitas Sjafrie juga diragukan oleh Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, sekalipun dia disebut memiliki kedekatan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. “Apakah kedekatan itu cukup bisa melawan Ahok?” ucap Yunarto.
Dia mengatakan saat ini yang dilihat masyarakat bukan lagi latar belakang ketokohan maupun bidang tertentu seorang calon, melainkan track record dalam membuat perubahan di daerah. “Tidak semudah itu orang membawa latar belakang TNI,” katanya.
Ketua Tim Penjaringan Gerindra, Syarif, sebelumnya mengatakan Sjafrie lebih layak menjadi kandidat ketimbang dua bakal calon lainnya, yakni Yusril Ihza Mahendra dan Sandiaga Uno. Dia menilai Sjafrie memiliki pengalaman dalam pemerintah dan mampu mengambil kebijakan secara cermat serta tidak merugikan rakyat. “Dan, yang penting, jiwanya stabil,” kata dia.
DEVY ERNIS
Baca juga:
Heboh Kontribusi Reklamasi: Tiga Skenario Nasib Ahok
Dea Mirella: Aku Hancur, Menangis Tiap Dengar Suara Bayi