TEMPO.CO, Jakarta - Yusril Ihza Mahendra menjadi khatib salat Jumat di Masjid Nurul Huda, Jalan Kemang Timur, Jakarta Selatan, Jumat, 27 Mei 2016. Bakal calon Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan tentang Islam sebagai agama yang mampu mempertahankan wahyu sejak pertama kali diturunkan. "Menjaga wahyu dan keasliannya sangat penting dan harus dijaga agar Islam tidak disimpangkan pemeluk-pemeluknya," kata Yusril dalam khotbahnya.
Wahyu, kata Yusril, adalah teks asli Al-Quran yang ada di bumi. Sedangkan terjemahan Al-Quran ke bahasa lain tidak bisa disebut wahyu. Karena itu, dalam menjalankan salat, umat Islam tidak mungkin menggunakan bahasa lain selain bahasa Al-Quran. "Kalau salat, umat Islam membaca wahyu, dan wahyu adalah bahasa aslinya," katanya.
Dalam khotbahnya, ia bercerita mengenai pemerintah Ghana yang pernah mendapat hadiah Al-Quran dari pemerintah Cina. Setelah disebar kepada penduduk, muncul protes karena isi ayat-ayat yang salah tulis dalam Al-Quran pemberian Cina itu. "Mereka tahu karena mereka hapal Al-Quran. Tidak ada agama di mana pun di dunia yang bisa menjaga keaslian agama selain Islam," ujarnya.
Bahasa Al-Quran, ujar Yusril, adalah bahasa puisi dan prosa sehingga bisa dibaca atau dinyanyikan. ”Kitab lain tidak bisa karena tidak mengandung puisi. Tidak bisa dimusabaqah," katanya.
Selain itu, Yusril menjelaskan perkembangan ilmu pengetahuan modern banyak yang sudah termaktub dalam Al-Quran. "Karena itu menunjukkan Islam universal. Quran menjelaskan sesuatu. Walaupun tidak detail jawabannya, tetapi petunjuk dan penjelasan tentang segala sesuatu," katanya.
Yusril berkhotbah di hadapan jemaah yang memadati masjid tersebut. Bahkan jemaah membeludak hingga depan pagar masjid. Setelah salat Jumat, Yusril pun beramah-tamah dengan tokoh masyarakat Masjid Jami Nurul Huda.
ARKHELAUS W.