Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Melawan Ahok, PDIP Butuh Koalisi: Ini yang Dicemaskan  

image-gnews
Gubernur DKI Jakarta, Ahok (kanan), menerima cinderamata saat membuka Festival Palang Pintu 2016 di Kemang, Jakarta, 28 Mei 2016. Diharapkan budaya Betawi tidak punah tergerus zaman melalui acara tahunan ini. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Gubernur DKI Jakarta, Ahok (kanan), menerima cinderamata saat membuka Festival Palang Pintu 2016 di Kemang, Jakarta, 28 Mei 2016. Diharapkan budaya Betawi tidak punah tergerus zaman melalui acara tahunan ini. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Iklan

TEMPO.COJakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mengatakan butuh koalisi besar untuk mengalahkan elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama. Hingga kini semua lembaga survei menghasilkan angka elektabilitas Gubernur Jakarta ini sekitar 40 persen, jauh dari pesaing terdekatnya.

Dewan Pengurus Daerah PDIP Jakarta mengundang Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa ke kantornya di Tebet, Jakarta Selatan pada 31 Mei 2016. Partai ini sudah mendapat dukungan dari Partai Amanat Nasional yang menginginkan kursi wakil gubernur. “Ini sinyal baik,” kata pelaksana tugas Ketua DPD PDIP, Bambang Dwi Hartono, Selasa, 31 Mei 2016.

Selama satu jam, kedua jajaran partai itu membicarakan arah koalisi. Pertemuan serupa juga terjadi dengan pengurus DPD Gerindra, Kamis pekan lalu. Pengurus PAN pun akan bertemu dengan mereka pada hari ini. Pertemuan yang sama sudah diatur dengan pengurus Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan. "Jaminan agar calon yang kami ajukan terpilih sekali putaran,” ujar Bambang.

Putusan Mahkamah Konstitusi 2015 mengesahkan calon tunggal dapat bertarung dalam pemilihan kepala daerah. Ahok sejauh ini akan menempuh cara itu.

Walaupun bisa mengusung pasangan calon sendiri tanpa koalisi, PDIP merasa butuh dukungan partai lain untuk melawan Ahok. Selain tak ingin arogan, rupanya ada kecemasan. "Terlalu arogan kalau kami tidak meminta dukungan. Malah bisa kalah," kata Bambang.

Ketua DPW PKB Hasbiallah Ilyas mengatakan hingga saat ini belum ada kesepakatan nama yang akan diusung bila sejumlah partai membentuk koalisi gemuk. Sebab, setiap partai masih menyaring calon gubernur secara internal. "Kalau sudah selesai, kami ajukan ke pengurus pusat. Biarlah mereka yang mempertemukan nama-nama usulan kami," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di Dewan Perwakilan Rakyat DKI, PKB hanya memiliki enam kursi. Mereka membutuhkan 16 kursi koalisi untuk mengusung calon. Karena itu, PKB juga mulai mendekati Gerindra dan Partai Persatuan Pembangunan. "Respons semuanya positif," kata Hasbiallah.

Partai Gerindra juga menyambut baik niat PDIP untuk membentuk koalisi besar melawan Ahok. "Membangun Jakarta memang harus lewat dukungan banyak partai," kata Ketua Tim Penjaringan Partai Gerindra, Sjarief. "Tidak bisa cuma calon independen."

Pengurus Gerindra Jakarta menyerahkan tiga nama pilihan calon gubernur kepada Ketua Umum Prabowo Subianto pada 31 Mei 2016. Karena pendaftaran calon gubernur dari partai dijadwalkan pada September 2016, DPD partai berlambang garuda itu berharap koalisi besar bisa memutuskan nama yang diajukan selambat-lambatnya pada Agustus 2016. "Ada waktu tiga bulan untuk kami diskusi," kata Sjafrie.

Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berharap namanya akan diusung koalisi besar ini. Baik menjadi calon gubernur maupun calon wakilnya. "PDIP itu partai wong cilik. Saya berharap bisa menjadi bagian dari platform dan koalisi yang dekat dengan rakyat," kata pengusaha tersebut.

Tim Tempo

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

27 November 2023

Calon Presiden Anies Baswedan dalam acara Indonesia Millenial and Gen Z Summit 2023 di Senayan Park Jakarta, Jumat, 24 November 2023. TEMPO/Adinda Jasmine
Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menjawab tuduhan soal penggunaan politik identitas saat Pilkada DKi 2017 pada acara Indonesia Milleninial and Gen-Z Summit 2023.


Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

30 September 2023

Bakal Calon Presiden Anies Baswedan usai mengisi acara Idea Fest 2023 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Sabtu, 30 September 2023. TEMPO/Bagus Pribadi
Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

Anies menuturkan mahalnya biaya kampanye bukan berarti ketika menjadi pejabat harus balik modal


Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

14 Februari 2023

Anies Baswedan menghadiri acara Rapat Kerja Nasional Partai Ummat di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa, 14 Februari 2023. TEMPO/Ima Dini Shafira
Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menyebut ada dua pendekatan untuk menciptakan persepsi ini.


Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

11 Februari 2023

Mantan wagub DKI Sandiaga Uno mengucapkan selamat ulang tahun untuk Gubernur DKI Anies Baswedan di akun twitternya. Twitter.com
Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

Anies Baswedan menegaskan tidak ada utang yang hari ini harus dilunasi.


Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

11 Februari 2023

Tampilan yang disebut sebagai Surat utang Anies Baswedan ke Sandiaga Uno. Istimewa
Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

Ada juga poin yang menyatakan jika Anies-Sandi menang, maka Anies Baswedan bebas dari utang tersebut.


Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

6 Februari 2023

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno saat tiba di Sekber Gerindra-PKB di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 23 Januari 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

Sandiaga belum mau menanggapi soal utang Anies Baswedan ke dirinya saat Pilkada DKI 2017.


Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI

6 Februari 2023

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon di DPR/MPR RI, Jakarta Selatan, Kamis, 22 September 2022 [Tempo/Eka Yudha Saputra]
Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI

Fadli Zon mengakui membikin draft perjanjian antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat Pilkada DKI 2017. Soal utang, Fadli tak mau bicara.


Pesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung

31 Januari 2022

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menerima gelar tokoh persatuan dan pembangunan dari PPP di DPW PPP, Duren Sawit, Jakarta Timur, Ahad, 30 Januari 2022. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Pesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung

Anies Baswedan bercerita tentang dukungan yang diberikan Haji Lulung kepadanya dalam Pilkada DKI 2017.


MUI DKI Bikin Cyber Army, Taufik Gerindra: Buzzer Terus Serang Anies Baswedan

20 November 2021

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik usai memimpin rapimgab membahas pemilihan wagub DKI di lantai 10 Gedung DPRD, Jakarta Pusat, Senin, 17 Februari 2020. TEMPO/Lani Diana
MUI DKI Bikin Cyber Army, Taufik Gerindra: Buzzer Terus Serang Anies Baswedan

Taufik menyampaikan penyerang ini selalu mengatakan bahwa Anies Baswedan memenangkan Pilkada, karena politik identitas.


Baca Pleidoi Rizieq Shihab Singgung Aksi 212, Ahok, dan Pilkada DKI

20 Mei 2021

Layar televisi di Pengadilan Negeri Jakarta Timur menunujukkan Rizieq Shihab sedang membacakan nota pembelaan atas perkara kerumunan, Kamis, 20 Mei 2021. TEMPO/M Yusuf Manurung
Baca Pleidoi Rizieq Shihab Singgung Aksi 212, Ahok, dan Pilkada DKI

Rizieq Shihab mengklaim perkara yang menjeratnya bukanlah kasus hukum melainkan politik. Ia kemudian berkisah tentang Pilkada DKI.