TEMPO.CO, Blitar – Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ahmad Basaran memastikan bahwa partainya tidak akan mendukung calon kepala daerah yang maju dari jalur perseorangan atau independen.
Menurut dia PDIP telah berkomitmen tidak mendukung calon perseorangan di seluruh Indonesia. “PDIP 100 persen tak akan mendukung calon kepala daerah yang sifatnya perseorangan,” kata Basarah di Blitar, Jumat, 3 Juni 2016.
Dalam konteks pilkada DKI Jakarta, kata dia, PDIP tetap memegang prinsip ideologi politik, strategi, dan taktik. Ideologi yang dimaksud adalah mempertahankan mazab Pancasila melalui gotong royong yang diimplementasikan di jalur kepartaian. Karena itu meski memiliki 28 kursi dan berhak mengusung calon sendiri, PDIP akan tetap menggandeng partai politik lain.
Basaran mengimbuhkan PDIP tengah menyiapkan tiga skenario dalam menghadapi pilkada DKI. Skenario pertama mengusung calon gubernur dan wakil dari internal PDIP. Skenario kedua adalah mengusung calon gubernur dari internal dan wakil dari eksternal. Dan skenario ketiga mengusung calon gubernur dan wakil dari eksternal. “Saat ini kami masih melakukan simulasi tiga skenario tersebut,” kata Basarah.
Basarah berujar ada empat partai yang telah menggalang kesepakatan dengan PDIP. Setelah sebelumnya Partai Keadilan Sejahtera dan Gerindra, PAN akhirnya menyusul. Rencananya Senin pekan depan giliran Partai Demokrat yang akan bertandang ke markas PDIP untuk menjajaki koalisi.
Basarah mengklaim memiliki banyak kandidat yang layak diusung. Diantaranya adalah Wakil Gubernur DKI Djarot Syaiful Hidayat, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Risma, menurut Basarah, telah mendapat dukungan next citizen untuk dimintakan kepada Megawati sebagai kandidat calon Gubernur DKI. “Dari nama-nama yang disepakati koalisi partai nanti, masih akan disurvei lagi untuk mendapat keputusan ketua umum,” katanya.
HARI TRI WASONO