TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad mengatakan setiap hari sampah di kotanya mencapai 1.200 ton. Jumlah sampah yang bisa ditampung ke Tempat Pembuangan Akhir Cipayung hanya 620 ton per hari. "Sedangkan sisanya, saya bingung hilang ke mana," kata Idris, Ahad, 5 Juni 2016.
Kepala Seksi operasional pengolahan sampah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok Burhanudin mengatakan, sampah yang belum tertangani sebanyak 580 ton per hari. Sebagian besar sampah itu dibuang secara liar, dijadikan kompos, dan dibakar. "Sampah memang masih menjadi masalah. Apalagi melihat TPA Cipayung yang sudah overkapasitas," ucapnya.
Berdasarkan hitungan secara umum, setiap keluarga menghasilkan sampah rata-rata 0,6 kilogram sehari. Jumlah keluarga di Depok sebanyak 500 ribu dan 5 persen di antaranya telah melakukan pemilahan sampah. "Baru 25 ribu keluarga," ujarnya.
Bagi penduduk yang sudah bisa memilah, sampah yang terbuang hanya 15 persen. Sisanya sebanyak 55 persen sampah organik dan 30 persen sampah nonorganik yang bisa didaur ulang.
Lebih lanjut, ia menuturkan, total sampah yang berasal dari bank sampah sebanyak 60 ton per hari, yang dibuang ke UPS. Dari total sampah yang dibuang tersebut, 18 ton bisa didaur ulang, 33 ton dijadikan pupuk, dan 9 ton residu yang dibuang ke TPA Cipayung. "Total bank sampah di Depok baru 461 unit," ucapnya.
Tahun ini pemerintah menargetkan 10 persen dari total kepala keluarga di Depok, bisa melakukan pemilahan sampah. Bahkan pemerintah mempunyai target sampai 20 persen dari total keluarga, untuk melakukan pemilahan sampah sampai 2019. "Minimal 100 ribu KK bisa memilah sampah tiga tahun ke depan," ujarnya.
IMAM HAMDI
Baca juga:
Bunuh Diri Mahasiswa UI: 3 Alasan Kenapa Rahasia Ini Perlu Diungkap
Mahasiswa UI Bunuh Diri: Teman Kos Mulai Takut Karena...