TEMPO.CO, Tangerang - Tak tahan menjalani penyidikan serta menghadapi tuduhan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap Eno Farihah, 19 tahun, karyawan pabrik plastik di Kosambi, Tangerang, RA, 15 tahun, frustrasi. Remaja kelas IX sekolah menengah pertama itu bahkan sempat berniat bunuh diri.
"Anak saya stres dan sempat mau bunuh diri," ucap Nahyudin, ayah RA, kepada Tempo, Kamis, 9 Juni 2016.
Nahyudin mengatakan anaknya frustrasi ketika menjalani proses penyidikan di Kepolisian Daerah Metro Jaya. Kepada ayahnya, RA mengadu tak kuat menahan siksaan dan beban moral yang begitu besar. "Di usianya yang masih sangat muda, ia dicap melakukan pembunuhan dan pemerkosaan yang sadis. Ini cobaan yang sangat berat buat anak saya," ujar Nahyudin.
Tak hanya RA yang merasa terpukul, menurut Nahyudin, keluarga besarnya di Kampung Jati Mulia juga syok karena mendapatkan cibiran dan hinaan dari lingkungan mereka tinggal. "Kami dicap sebagai orang tua pembunuh yang sangat sadis," tuturnya.
Sejak adanya kasus ini, Nahyudin dan keluarga juga tak berani keluar rumah karena minder. "Derita kami masih sangat panjang. Kami berharap kebenaran akan terungkap. Anak saya bisa dibebaskan dan dipulihkan nama baiknya," kata Nahyudin.
RA merupakan satu dari tiga tersangka pembunuhan disertai pemerkosaan dan kekerasan seksual yang ekstrem terhadap Eno di dalam mes karyawan pabrik tempat gadis itu bekerja.
Belakangan, dua tersangka lain, Rahmat Arifin dan Imam Hapriadi, dalam kesaksiannya di persidangan kemarin membantah mengenal RA. Mereka mengaku bukan RA yang bersama mereka saat melakukan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap Eno.
JONIANSYAH HARDJONO