TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Laskar Kampung Luar Batang Faisal Syam mengaku telah didatangi calo pembeli tanah yang akan membeli rumah warga. "Dulu rumah kami hanya dihargai senilai satu rusun, sekarang per meter puluhan juta," kata Faisal saat memberi sambutan di hadapan warga Luar Batang di Masjid Luar Batang, Senin, 13 Juni 2016.
Faisal berharap warga solid tidak menjual rumahnya kepada pengembang atau pemerintah DKI Jakarta. Menurut dia, Kampung Luar Batang sudah menjadi bagian dari sejarah Jakarta. Dia akan melawan jika pemerintah tetap ngotot menggusur Luar Batang.
Menurut dia, saat ini ada beberapa warga yang telah mendapat tawaran bahwa tanahnya akan dibeli seharga Rp 30 juta per meter persegi. Dia menyebutkan jangan sampai warga Luar Batang “masuk angin” atas tawaran menggiurkan itu. "Karena sekarang sudah mulai ‘masuk angin’," ucapnya.
Faisal dan warga lain tidak akan menjual tanah di kampungnya kepada pengembang. Dia mendesak pemerintah DKI Jakarta membuktikan tanah Luar Batang yang diklaim sebagai tanah negara. Sampai saat ini, menurut dia, pemerintah tak mampu menunjukkan bukti itu.
Dia menepis pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akan menertibkan Kampung Luar Batang untuk dipercantik. Menurut dia, pernyataan itu bohong karena surat pemberitahuan yang dilayangkan kepada warga hanya berisi niat menggusur rumah.
Ulama Kampung Luar Batang juga telah sepakat menolak rencana penggusuran. Abdul Rosyid Abdullah Syafi'i menyerukan untuk mempertahankan tanah agar tidak dijual kepada pengembang. Dia memperbolehkan warga menjual kepada warga lain, asalkan bukan kepada pemerintah atau pengembang.
Ahok menyatakan bakal membangun plaza di sekitaran Masjid Luar Batang. Dia juga merencanakan mengembalikan pasar ikan di tempat itu. Rencananya, kawasan Luar Batang akan dijadikan obyek wisata. Jadi pemerintah menganggap perlu menertibkan warga dan meminta mereka bermukim di rumah susun.
AVIT HIDAYAT