TEMPO.CO, Jakarta - Partai politik kini tengah mencari figur yang akan dicalonkan dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Dua tokoh yang santer bakal digadang-gadang oleh partai adalah Sjafrie Sjamsoeddin dan Yusril Ihza Mahendra. Sjafrie dikabarkan bakal diusung Partai Gerindra, sedangkan Yusril masih ikut seleksi di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Demokrat.
Namun keduanya punya tanggapan yang berbeda saat dimintai konfirmasi soal pilkada DKI 2017.
Sjafrie mengatakan ia memilih mengambil sikap pasif lantaran bukan subyek dalam proses pencalonan. Sikap ini berbeda dengan pengacara Yusril, yang mengambil sikap aktif meraih dukungan partai.
"Proses politik sedang berjalan, saya ini bukan subyeknya. Saya ini kan tidak punya status di parpol. Status saya sebagai warga negara biasa," kata Sjafrie setelah menghadiri acara buka puasa bersama eks Kabinet Indonesia Bersatu di Cikeas, Senin malam, 14 Juni 2016.
Sjafrie mengatakan dia hanya mengikuti secara pasif proses yang dilakukan partai politik yang berminat mengusungnya menjadi calon gubernur. Apalagi saat ini ia lebih banyak menghabiskan waktu di Jerman untuk menyelesaikan tugas pendidikan yang sedang dijalani. "Jadi sekarang saya menunggu proses politik yang berkembang dan mengkristal," tuturnya.
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto disebut-sebut sreg mencalonkan Sjafrie sebagai gubernur. Kedua nama ini memang teman dekat saat berkarier di militer. Saat Prabowo menjabat Panglima Kostrad sekitar 1998, Sjafrie menjabat Panglima Kodam Jaya.
Meski berteman dekat dengan Prabowo, Sjafrie ogah berandai-andai soal dukungan Prabowo bagi dia menjadi calon gubernur. "Saya tidak boleh berandai-andai karena Prabowo bagian dari proses politik itu, saya bukan di situ. Saya ada di obyeknya," ucapnya.
Selain dengan Gerindra, Sjafrie mengaku menjalin komunikasi dengan sejumlah tokoh partai politik lain. Dia mengaku diajak berbincang oleh pimpinan Partai Keadilan Sejahtera, pimpinan Golkar semasa Ketua Umum Aburizal Bakrie, ataupun komunikasi individu yang dilakukan pimpinan-pimpinan partai politik.
Namun dia tidak mau buru-buru gede rasa mengandalkan komunikasi-komunikasi sosial yang telah terjalin. Sebab, pencalonan gubernur di partai politik, kata dia, punya formulasi sendiri. "Jadi saya pikir lebih baik saya sabar dulu, tidak perlu terburu-buru sambil semua pranata politik bisa berlangsung," katanya.
Lain lagi dengan Yusril. Ketua Umum Partai Bulan Bintang ini berharap besar didukung partai-partai untuk maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Di antara partai yang dianggap berpeluang mendukungnya adalah Golkar dan Partai Demokrat. "Tadi saya sudah bertemu dengan Pak Ical, beliau mengatakan 'Sril, sudah aman itu'," kata Yusril menceritakan pembicaraannya dengan Aburizal Bakrie, yang juga menghadiri acara buka puasa bersama. Yusril pun bertanya balik kepada Aburizal. "Aman gimana, Bang?" kata Yusril. "Tenang aja," kata Yusril menirukan jawaban Aburizal sambil tertawa.
Yusril juga berharap banyak pada dukungan Demokrat. Acara buka puasa menjadi sarana komunikasi antara Yusril dan Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam pertemuan itu, Yusril menyinggung tentang proses penjaringan yang diikutinya sebagai bakal calon Gubernur DKI dari Partai Demokrat. "Pak, saya sudah ikuti semua tahapan yang diminta Partai Demokrat," kata Yusril kepada SBY. Mendengar ucapan Yusril, SBY pun menjawab, "Ya, ya, hasilnya sudah dilaporkan ke saya. Hasilnya bagus," kata SBY, seperti ditirukan Yusril.
Yusril mengatakan proses pencalonan yang dijalani partai politik masih terus berlangsung. Dengan semakin dekatnya proses pemilihan, dia yakin partai politik segera menentukan calon yang akan diusung. Dia pun berharap upaya yang telah dirintis berupa penggalangan dukungan dari partai politik untuk maju sebagai calon gubernur bisa sesuai dengan harapan, khususnya dari Golkar dan Demokrat, serta partai-partai lain. "Karena saya melakukan pembicaraan dengan beliau-beliau itu jauh sebelum bulan puasa," ujarnya.
AMIRULLAH