TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan, jika The Jakmania mencintai Persija Jakarta, seharusnya mereka tidak berbuat rusuh seusai pertandingan sepak bola. Akibat kebiasaan buruk itu, kata Ahok, masyarakat menjadi berpikir, setiap kali Persija kalah pasti selalu rusuh.
"Kenapa sih The Jakmania yang kita banggakan, setiap Persija kalah pasti rusuh. Ya, enggak lucu dong kalau begitu," kata Ahok di Visual Art Exhibition, Gedung Pos Indonesia, Kota Tua, Jakarta, Sabtu, 25 Juni 2016.
Ahok menuturkan, jika The Jakmania masih terus membuat kerusuhan, mereka sebetulnya tidak bisa dikatakan sebagai pendukung atau supporter, melainkan perusak Persija. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak bisa berbuat banyak menyikapi kebiasaan tersebut.
"Yang berwenang kepolisian, dong. Saya kira itu bentuk kriminal. Orang enggak ada badan hukum," kata Ahok.
Kerusuhan berlangsung tadi malam seusai laga Persija Jakarta melawan Sriwijaya FC di Stadion Gelora Bung Karno. Kerusuhan terjadi karena Sriwijaya FC mencetak gol ke gawang tim tuan rumah. Hal tersebut memancing The Jakmania masuk ke lapangan pertandingan yang berasal dari sektor 13 dan 14. Pertandingan terpaksa dihentikan pada menit ke-77.
Karena suasana pertandingan semakin ricuh akibat lemparan benda asing ke lapangan, polisi akhirnya menyemprotkan gas air mata ke The Jakmania. Beberapa kendaraan yang terparkir di sana juga terkena dampak, yakni lima unit sepeda motor, dua unit mobil pribadi, dan satu unit kendaraan dinas kepolisian.
LARISSA HUDA