TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan peredaran narkotik di Jakarta masih tinggi. Jumlah kasus penyalahgunaan narkotik masih terus meningkat di Jakarta. Adapun daerah yang paling tinggi tingkat kerawanannya adalah Jakarta Utara.
"Bahwa daerah yang paling rawan itu Jakarta Utara, itu betul kejadian. Kemarin kami tangkap sebegitu banyak di sana," kata Djarot di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Ahad, 26 Juni 2016.
Djarot menyebutkan sekitar 3,5 persen warga DKI Jakarta menyalahgunakan narkotik. Angka tersebut naik dari tahun lalu, yang mencapai 3,4 persen. "Tahun ini tambah naik," tuturnya.
Baca Juga: Hari Anti-Narkotik, Djarot Banggakan Kampung Ambon
Peningkatan jumlah kasus penyalahgunaan narkotik ini, kata Djarot, terjadi akibat banyak hal. Namun yang diwaspadai adalah jaringan sindikat internasional. Untuk itu, ia menegaskan, siapa pun harus memerangi peredaran dan penyalahgunaannya.
Djarot menambahkan, pemerintah DKI terus berkoordinasi dengan Badan Narkotika Nasional Propinsi (BNNP) untuk melakukan operasi secara berkala. Adapun yang menjadi target operasi adalah tempat hiburan malam. "Terutama pada tempat-tempat hiburan. Karena (narkotik) itu paling banyak masuk di tempat hiburan."
Berita Menarik: Polisi Panggil Orang Tua Puluhan Suporter Persija
Ahad, 26 Juni, ini merupakan peringatan Hari Anti-Narkotika Internasional (HANI). Peringatan ini dilaksanakan di Lapangan Parkir Jalan Cengkeh, Kelurahan Taman Sari, Kota Tua, Jakarta Barat. Turut hadir Presiden Joko Widodo; Kepala BNN Budi Waseso; Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti; serta Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan.
HANI pada tahun ini mengusung tema “Listen to Children and Youth is the First Step to Help the Grow Healthy and Safe”. Tema tersebut mengandung makna strategi terbaik dalam pencegahan narkotik adalah dengan memprioritaskan anak-anak dan pemuda.
LARISSA HUDA