TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek menemui bayi dan anak-anak yang diduga menerima vaksin palsu dari Klinik Bidan Elly Novita di Kelurahan Ciracas, Jakarta Timur.
"Kami dapat informasi, di sini ditemukan adanya pemakaian vaksin palsu," kata Menteri Nila saat meninjau klinik itu pada Kamis, 30 Juni 2016.
Berdasarkan informasi polisi, kata Nila, vaksin palsu diberikan sejak 2014. Sedikitnya ada sepuluh balita yang menerima vaksin palsu di kawasan itu. Nila menemukan satu dari sepuluh balita yang muntah setelah menerima vaksin tersebut. Namun dia belum memastikan apakah itu akibat vaksin palsu atau tidak.
Kementerian Kesehatan akan meneliti dan memastikan agar anak-anak yang diduga menjadi korban vaksin palsu dapat diimunisasi ulang. Kata Nila, sebagian besar korban telah divaksin lebih dari setahun. Mereka memilih vaksin di tempat Elly karena mengira kualitas pelayanannya lebih baik ketimbang di puskesmas. "Kenapa Anda vaksin di sini? Di puskesmas kan gratis," tanya Nila.
Para korban mengira vaksin yang diberikan bidan Elly berkualitas karena impor. Mereka tak menyangka vaksin tersebut ternyata palsu. Tiap vaksin juga dijual oleh Elly dengan harga mahal, dari Rp 180 ribu hingga Rp 325 ribu untuk tiap kali vaksin.
Padahal selama ini pemerintah memberikan vaksin gratis kepada anak. Namun kurangnya kesadaran membuat masyarakat memilih bidan Elly.
Sebagian besar warga mengira pelayanan bidan Elly lebih baik ketimbang di tempat lain. Mereka baru tahu bahwa tempat praktek bidan Elly menggunakan vaksin palsu.
Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komisaris Jenderal Ari Dono Sukmanto menjelaskan, pihaknya mengetahui tempat itu jadi peredaran vaksin palsu dari tersangka Elly. Kata dia, kepolisian mendapat keterangan vaksin palsu itu pada kemarin malam. "Setelah itu kami lakukan pengecekan kepada para korban," tuturnya.
AVIT HIDAYAT
Baca juga:
Lagi, Anggota DPR Terjerat Suap: Inilah 3 Jebakan Politikus
Suap Sudiartana Mengalir ke Demokrat? Ini yang Ditelisik KPK