TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran yang menghanguskan 200 rumah di Simprug menyebabkan 865 orang tidur di tempat pengungsian. "Kalau kami perkirakan, kerugian kurang-lebih Rp 1,7 miliar," ujar Kepala Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan Irwan, saat dihubungi, Senin, 4 Juli 2016.
Kebakaran yang menimpa warga RT 9 dan 10, RW 8, Kelurahan Grogol Selatan, Kecamatan Kebayoran Lama, terjadi pada Sabtu malam, 2 Juli.
Permukiman Simprug berdiri di atas tanah seluas hampir 3.000 meter persegi. Ada sekitar 200-an rumah, mulai dari yang permanen hingga yang semipermanen.
Dari pantauan Tempo pada Senin siang, kebakaran menghanguskan hampir seluruh RT 10 dan sebagian RT 9. Sebanyak 865 jiwa dari 210 keluarga jadi korban.
Mereka diungsikan keenam lokasi di sekitar lokasi kebakaran. Paling banyak, ditempatkan di Masjid Assadah, sekitar 200 meter dari lokasi. Seluruh barang yang terselamatkan, dibawa dan dikumpulkan di posko terpisah.
Lukman, Ketua RT 9, mengatakan data itu masih terus berubah-ubah. Karena di daerah permukiman Simprug, banyak warga pendatang yang sebatas mengontrak saja.
Mereka kebanyakan bekerja di Mall Senayan City yang tak jauh dari lokasi. "Beberapa dari mereka ada yang langsung pindah cari kontrakan lain, ada pula yang ikut mengungsi seperti kami," katanya.
Tak banyak yang bisa diselamatkan. Yesi, 38 tahun, harus kehilangan rumahnya. Ia tinggal bersama istri dan dua anaknya di sana.
Ia mengatakan kebakaran bukan hal baru. Sekitar 1993, kata dia, kebakaran juga pernah menghanguskan rumah orang tuanya di sana. "Walau sekarang sudah lebih siap (menghadapi kebakaran), tapi apinya tetap lebih besar," katanya.
Kebakaran di permukiman Simprug, terjadi Sabtu malam sekitar pukul 23.45 WIB. Api diduga berasal dari salah satu lantai dua rumah di RT 10, akibat korsleting listrik.
Angin yang kencang membuat api merambat dengan cepat, dan menghanguskan rumah-rumah di sekitarnya. Tim pemadam kebakaran baru bisa menjinakkan api pada pukul 01.30 WIB.
EGI ADYATAMA