TEMPO.CO, Depok - Sersan Dua Yogi Risci Sirait, 21 tahun, pernah menulis pesan risiko sebagai penerbang TNI Angkatan Darat. Pesan tersebut dia tulis di akun media sosialnya, tepat di tanggal setahun sebelum kematiannya, 8 Juli 2015.
Yogi tewas dalam kecelakaan helikopter bersama dua orang lainnya di kawasan Kalasan, Sleman, Yogyakarta, Jumat, 8 Juli 2016.
"Ketika helikopter sudah mengangkat badannya 0,01 mm dari landasan berarti kau sudah menyerahkan nyawamu di heli itu (risiko di penerbangan)," begitu cuitan yang ditulis Yogi di akun Twitter-nya, @YRSjunior, tepat setahun lalu di tanggal yang sama dengan tanggal kematiannya, yang diperlihatkan sepupunya, Januar Sirait, Sabtu, 9 Juli 2016.
Januar menuturkan keluarga tidak mempunyai firasat apa pun terhadap musibah tersebut. Yogi terakhir kembali ke rumahnya di RT 9 RW 4, Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong, Mei 2016.
Selama sepekan berada di rumah, Yogi menyempatkan diri ke rumah teman-temannya. Menurut Januar, sepupunya itu anak yang mudah bergaul dan selalu ceria. "Keluarga sangat terpukul atas kepergiannya," kata Januar. "Kami tahu Yogi tewas dari teman alumninya di SMA Negeri 1 Cibinong."
Yogi tiba di rumah duka Sabtu siang. Jenazahnya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Kali Mulya III, Minggu, 10 Juli 2016, tepat di samping makam ayahnya. "Keluarga yang meminta. Tadinya, mau di makamkan di Taman Makam Pahlawan Pondok Rajeg," ujar Januar.
Selain Yogi, Letnan Dua Angga Juang dan warga sipil Fransisca Nila Agustin, dinyatakan tewas dalam peristiwa tersebut. Pesawat menimpa dua rumah masing-masing milik Heru Purwanto dan Parno yang dalam keadaan kosong. Lokasi jatuhnya pesawat tepat berada di Dusun Kowang, Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
IMAM HAMDI