TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua pasien yang diduga mendapat vaksin palsu mengamuk di Rumah Sakit Harapan Bunda pada Jumat, 15 Juli 2016. Tidak seperti yang telah dijanjikan, pihak rumah sakit belum membuat posko pendataan pasien maupun memberi keterangan resmi terkait tanggung jawab rumah sakit.
Pihak rumah sakit kemarin, 14 Juli 2016, berjanji akan memberi keterangan pukul 09.00 WIB. Setelah diminta menunggu di ruang bagian Radiologi, suasana memanas karena banyak yang sudah menunggu sejak Kamis malam di rumah sakit.
Humas rumah sakit, Mira Restyawati, menyatakan pihaknya sudah bersikap kooperatif dan juga mengaktifkan pos pengaduan. "Kami sudah melakukan pendataan sejak pukul 03.00 WIB." katanya.
"Konferensi pers pasti akan diadakan, namun untuk saat ini saya minta waktu untuk koordinasi dengan pihak atasan," ujar Mira.
Vaksin palsu yang beredar adalah vaksin Pediacel, sebuah vaksin kombo. Mira mengatakan, dari temuan satgas, vaksin Pediacel yang positif palsu beredar di Rumah Sakit Harapan Bunda pada periode Maret 2016-Juli 2016.
Menurutnya, vaksin yang terindikasi palsu merupakan vaksin dari dokter. "Kami bisa memverifikasi bahwa vaksin yang dijual di kasir adalah resmi," katanya. "Ada tanggal produksi dan nomor BPOM-nya."
Salah satu orang tua, Meli (32), mengaku khawatir setelah pemberitaan beredar vaksin palsu di Rumah Sakit Harapan Bunda tempat kedua anaknya lahir dan masih rutin check-up hingga sekarang.
"Setelah pemberitaan ini saya mulai mikir, anak saya kan gampang sakit kalau cuaca buruk sedikit. Apakah ini mungkin karena vaksin palsu," ujarnya. "Saya hanya ingin konfirmasi vaksin yang diberikan ke anak saya itu asli atau tidak."
IDKE DIBRAMANTY YOUSHA|ERWIN