TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tidak menampik biaya terjun dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tak sedikit. Meski begitu, Ahok menuturkan tidak akan meminta uang dari pengembang.
"Iya itu, duit dari mana, gue enggak ada duit. Duit gue pas-pasan. Kayak gue kaya aja, hehe," kata Ahok di Balai Kota DKI, Selasa, 19 Juli 2016.
Pernyataan tersebut dilontarkan untuk menanggapi langkah yang diambil Mantan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi, yang menerima uang Rp 2 miliar dari pemimpin Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja. Uang tersebut diakui digunakan untuk membantu dia maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Ahok mengatakan, bersama kelompok relawannya, Teman Ahok, ia akan mengumpulkan biaya kampanye sendiri. Ia berkaca dari keberhasilan Teman Ahok Fair yang digelar beberapa waktu lalu.
"Haduh, kalau Rp 1 atau 2 miliar, kami jual tiket Teman Ahok saja dapat Rp 1,8 miliar, kok. Ya, bikin kayak gitu aja," ucap Ahok.
Selain itu, Ahok berencana menjual kursi bagi siapa pun yang ingin duduk bersamanya, meski sekadar makan atau berbincang.
"Mungkin 'sarapan pagi bersama Ahok'. Entar dijual satu kursi berapa. Kan lumayan. Ya, boleh kan makan mi enak," tutur Ahok.
Selain itu, dengan jumlah kartu tanda penduduk yang telah dikumpulkan untuk mendukung ia maju dalam Pilgub DKI 2017, Ahok menuturkan bisa saja mengajak pendukungnya tersebut menyumbang sedikit dana.
"Aku mau minta Teman Ahok nyumbang. Kalau satu juta orang, kalau nyumbang Rp 10 ribu, sudah dapat Rp 10 miliar," tutur Ahok.
Kemudian, dalam pemungutan suara, bisa dimanfaatkan relawannya menjadi saksi tanpa honor sehingga biaya pengeluaran bisa ditekan. "Yang butuh uang makan nanti dikirimin makan karena enggak sempet beli makanan, ada berapa orang. Yang butuh uang transpor, mau ke TPS berapa orang. Kan dari situ udah lumayan, gratis," ucap Ahok.
Ahok menjamin segala bentuk dukungan tidak akan ada utang atau timbal balik yang harus ia bayar.
LARISSA HUDA