TEMPO.CO, Bekasi - Aktivitas di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang lumpuh pada hari pertama swakelola oleh pemerintah DKI Jakarta. Musababnya, belum ada alat berat yang bisa dioperasikan di zona pembuangan.
"Saya enggak bisa buang sampah karena tidak ada alat berat," kata sopir truk sampah DKI, Joni, 45 tahun, saat ditemui Tempo di TPST Bantargebang, Rabu, 20 Juli 2016. Ia mengaku sudah menunggu empat jam. Namun alat berat tak kunjung tiba di lokasi pembuangan.
Sopir lain, Sigit Purwanto, 34 tahun, bahkan sudah di lokasi itu sejak Senin pagi lalu. "Sampai sekarang, sampah belum dibuang," ucapnya. Sebetulnya dia bisa saja menurunkan sampah yang ada di truknya. Namun sampah itu tak ada yang menata karena tidak ada alat berat dan pekerja di zona pembuangan. Karena itu, ia memilih menunggu sampai alat berat tiba.
Baca: DKI Jakarta dan Bekasi Sepakat Kelola TPSST Bantargebang
Beberapa sopir yang tak mau menunggu memilih kembali ke Jakarta. Alasannya, mereka tidak mendapat kepastian sampai kapan harus menunggu. "Lebih baik pulang, nanti balik lagi," ujar Ari, sopir truk sampah dari Jakarta Pusat.
Baca: Putus Kontrak TPST Bantargebang, Ahok Tunggu Hasil Audit
Berdasarkan pengamatan Tempo pada Rabu ini pukul 13.00 WIB, sampah terlihat menumpuk di pinggir jalan di sekitar TPST Bantargebang pada zona 1. Sampah tersebut dibuang sopir truk pada dinihari tadi karena tak bisa membuang ke zona pembuangan. Akibatnya, sampah berserakan.
Petugas Dinas Kebersihan DKI Jakarta mengaku masih menunggu alat berat untuk membereskan sampah yang berserakan tersebut. Rencananya, ada sekitar 15 alat berat yang akan didatangkan ke TPST Bantargebang. "Sekarang sedang menuju kemari," tutur Kurnia.
ADI WARSONO