TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan akan mengeluarkan siswa yang terbukti melakukan bullying terhadap calon siswa baru dalam tahapan orientasi.
"Makanya, kalau begitu, kami tahu. Begitu tahu terbukti ada bully, kami keluarin," ujarnya di Balai Kota Jakarta, Sabtu, 23 Juli 2016. Hal ini menyusul adanya laporan kasus kekerasan alias bully terhadap siswa baru di SMA Negeri 6 Jakarta Selatan baru-baru ini.
Bukan hanya itu, kata Ahok, kalau terbukti yang mem-bully itu adalah pemilik Kartu Jakarta Pintar (KJP), ia juga tidak akan segan mencabut kepemilikan KJP tersebut. "Kalau dia anak orang kaya enggak pake KJP bagaimana? Ya, keluarin dari sekolah. Kalau pengguna KJP, pasti langsung kami cabut juga KJP-nya," ujarnya.
Karena itu, kata Ahok, untuk tahun ini jumlah pemegang KJP semakin menurun bukan karena orang miskinnya menurun, melainkan adanya penarikan lantaran fungsinya disalahgunakan. "Banyak yang kami cabut. Dia tarik kontan, cabutin. Ata dia melanggar, kami juga cabut," katanya.
Ahok menjelaskan, pencabutan KJP ini merupakan pendidikan mental bagi masyarakat agar memberi efek jera dalam menyalahgunakan fungsi kartu tersebut. "Ini sangat mendidik. Kalau kita tidak cabutin, bisa rusak mentalnya. Kalau secara politik, sih, ngapain dicabutin, ya, enggak?" tuturnya.
ABDUL AZIS