TEMPO.CO, Jakarta - Ada pemandangan berbeda dari acara lomba lari sejauh 10 kilometer bertajuk Milo Jakarta International 10 K. Dari sekitar 15 ribu peserta yang terlibat, Moya, 31 tahun, dan Alfaro Sidik, 22 tahun, mengenakan kostum yang tidak biasa.
Ketika kebanyakan orang memilih pakaian yang sederhana dan nyaman saat melakukan olahraga lari, dua pria ini memilih mengenakan pakaian tradisional modifikasi asal Bandung. Moya mengenakan pakaian pengantin lelaki. Sedangkan Alfaro membalut dirinya dengan kemben khas pakaian pengantin perempuan dengan aksen hijau.
Moya dan Alfaro mengaku hal tersebut sudah beberapa kali mereka lakoni dalam setiap perhelatan lomba lari. Ada pesan yang hendak mereka sampaikan lewat kostum tersebut. Kebetulan, keduanya berasal dari komunitas lari yang sama, yaitu Indorunners Bandung.
"Kami mau mengajak masyarakat untuk melakukan lari, karena ini olah raga yang murah yang bisa dilakukan kapan saja dan siapa saja," kata Moya di kawasan Epicentrum, Ahad, 24 Juli 2016.
Lewat kostum tersebut, Moya ingin menyampaikan bahwa melakukan olahraga lari tidak memerlukan pakaian tertentu. Siapa saja bisa ikut melakukan hal itu, mulai anak-anak hingga orang dewasa.
"Tidak perlu segala sesuatu yang mahal. Siapa saja bisa terlibat. Selama (pakaian) bisa dipakai lari, kenapa tidak? Kami ribet ini saja mau lari, yang lain kenapa tidak?" ucap Moya.
Hal serupa dikatakan Alfaro, yang bekerja di bidang hiburan. Ia menyebutkan, dengan mengenakan kostum tersebut, ia bisa menarik perhatian orang lain untuk berolahraga. "Intinya, untuk menarik orang yang belum lari jadi mau lari. Kami coba lari seperti apa pun keadaannya."
Milo Jakarta International 10 K digelar dalam rangka ulang tahun DKI Jakarta yang ke 489. Acara ini diikuti 15 ribu pelari, baik dari dalam maupun luar negeri. Lomba tersebut dibagi ke dalam tiga kategori, yakni Open, Closed, dan Pelajar.
Kategori Open terbuka untuk WNI dan WNA berusia minimal 17 tahun. Kategori Closed diperuntukkan bagi WNI dengan usia minimal 17 tahun. Sedangkan kategori Pelajar terbuka untuk semua siswa sekolah menengah pertama dan atas yang memiliki kartu pelajar dan berusia 13-17 tahun.
LARISSA HUDA