TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku banyak menemukan pegawainya yang menjadi pengkhianat, selama empat tahun dirinya berada di pemerintahan DKI.
Ahok mengungkapkan salah satu kejadian pengkhianatan yang dia alami ketika diberi tugas oleh Joko Widodo, Gubernur Jakarta sebelumnya. Saat itu dia ditugaskan untuk menempatkan dokter-dokter spesialis di pusat kesehatan masyarakat. Lalu, Ahok memutuskan untuk menjalin kerjasama dengan RSCM Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
"Sudah dikeluarin suratnya, dia (pegawai) tulis apa tau gak? Enggak berlaku surut. Jadi dokter sudah kerja sampai Juni, APBD telat tidak berlaku surut," kata dia di Ecovention, Jakarta Utara, Selasa, 26 Juli 2016.
SIMAK: Ahok Tuding Taufik Melobi Heru Budi untuk Nilai Kontribusi
Kemudian, Ahok melanjutkan, saat ia menanyakan perihal kata tidak berlaku surut dalam surat itu, tidak ada satupun yang mengakuinya. "Pengkhianat-pengkhianat gitu tuh banyak," ujarnya.
Kali ini, Ahok kembali mencurigai adanya pengkhianat dalam kasus reklamasi. Dalam persidangan Ariesman Widjaja, mantan Presiden Direktur Agung Podomoro Land yang didakwa menyuap Ketua Komisi D DPRD Mohamad Sanusi, majelis hakim pengadilan tindak pidana korupsi menunjukkan sebuah bukti surat pengembang reklamasi kepadanya, Senin kemarin.
SIMAK:
Begini Percakapan Sunny-Sanusi Soal Raperda Reklamasi
Ahok di Sidang Suap Reklamasi: Saya Ditusuk dari Belakang
"Nah saya enggak ingat pernah terima surat ini, saya tanya sama KPK, waktu Anda menyita surat ini, mendapatkan dokumen ini, ada enggak lembar disposisi saya?" tuturnya.
Jika tidak menemukan adanya surat disposisi, Ahok curiga adanya pengkhianat yang sengaja menyembunyikan surat tersebut. "Kalau memang ada disposisi berarti saya lupa, terus disposisinya apa, mesti jelas."
FRISKI RIANA