TEMPO.CO, Bekasi - Sebanyak 35 pelajar sekolah menengah atas (SMA) terjaring razia yang digelar Kepolisian Sektor Tambun, Kabupaten Bekasi, Senin, 1 Agustus 2016. Para pelajar yang terdiri atas satu perempuan dan 34 laki-laki itu membolos sekolah dan nongkrong di Danau Cibeureum, Tambun Selatan.
Wakil Kepala Polsek Tambun Ajun Komisaris Suwardi mengatakan para pelajar tersebut terjaring Operasi Bina Kusuma sekitar pukul 10.00 WIB ketika di sekolah mereka sedang berlangsung kegiatan belajar mengajar. "Mereka tengah asyik nongkrong di warnet atau warung," kata Suwardi, Senin.
Petugas yang menangkap para pelajar itu segera melakukan penggeledahan, baik di sepeda motor yang dibawa maupun tas mereka. Namun petugas tak menemukan benda terlarang, seperti narkoba dan senjata tajam, yang biasa dipakai untuk tawuran pelajar.
Seusai diperiksa, puluhan pelajar dari berbagai sekolah itu dibawa ke Kantor Polsek Tambun menggunakan mobil polisi berikut sepeda motor. Di kantor polisi mereka diminta untuk upacara bendera sebagai pembinaan. Setelah upacara, mereka dibina lalu dipulangkan. "Kami mendatangkan orang tua mereka untuk menjemput dan membuat surat pernyataan," kata Suwardi.
Suwardi menambahkan, operasi tersebut untuk mengantisipasi tawuran dan penggunaan atau penyalahgunaan narkoba bagi para pelajar, serta mendisiplinkan para pelajar untuk menaati tata tertib peraturan di sekolah. "Kami berkoordinasi dengan sekolah mengintensifkan razia pada jam belajar," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan, Kabupaten Bekasi, Supratman mengatakan, untuk mengantisipasi tawuran pelajar, pihaknya bekerja sama dengan kepolisian rutin menggelar razia pada saat jam pelajaran berlangsung. "Sasarannya ialah warnet dan tempat-tempat wisata atau taman," ujarnya.
Razia rutin, menurut dia, dilakukan menyusul tewasnya seorang pelajar SMP Negeri 3 Tambun, Muhammad Rafi, dalam tawuran pelajar pada awal Juni lalu di pinggir rel kereta api di Desa Tambun, Kecamatan Tambun Selatan. Raffi tewas mengenaskan akibat luka tikam di dadanya.
Seorang pelajar yang terjaring razia, NM, mengaku hanya ikut-ikutan teman di sekolahnya untuk tidak masuk sekolah. Ia menampik membolos sekolah untuk tawuran atau mengkonsumsi narkoba. "Enggak ngapa-ngapain, nongkrong aja sama teman-teman di pinggir danau," kata warga Tambun Selatan ini.
ADI WARSONO