TEMPO.CO, Jakarta - Ahli toksikologi forensik Komisaris Besar Nur Syamran Subandi memprediksi saat-saat terdakwa Jessica Kumala Wongso memasukkan racun sianida ke minuman kopi Vietnam milik Wayan Mirna Salihin. "Kira-kira dia memasukkan sianida pukul 16.30 hingga 16.45 WIB," kata Subandi saat memberi keterangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Rabu, 3 Agustus 2016.
Subandi menjelaskan, perhitungan itu ia dapat dari percobaan yang ia lakukan selama pengungkapan kasus pembunuhan Mirna. Dia mendapatkan waktu itu setelah menarik mundur waktu, sebelum Mirna kejang-kejang di dalam kafe. Penelitian yang ia lakukan secara pasti mengukur kadar sianida yang masih terkandung dalam kopi lalu menarik ke belakang, saat Mirna meminumnya.
Dia juga menguji dosis sianida dalam kopi Mirna. Simulasi itu ia lakukan berulang kali melalui uji kopi yang dibuat dengan takaran yang sama. Dia menemukan rata-rata volume kopi yang disedot Mirna setara dengan 20 mililiter air bercampur kopi, susu, dan zat sianida.
Baca Juga: Sidang Kasus Kopi Sianida, Tiga Tanda Jessica Sulit Dijerat
Di dalam 20 mililiter itu, ditemukan kandungan natrium sianida sebanyak 14,88 gram per liter. Subandi kemudian mengalkulasi dosis sianida tersebut, yang mencapai 297,6 miligram per liter. Konsentrasi anion sianida dalam lambung Mirna tercatat sebanyak 0,2 miligram per liter. Sedangkan zat anion sianida yang tersisa di dalam gelas masih 7.400 miligram per liter.
Padahal dosis mematikan terendah untuk manusia adalah 2,857 miligram per kilogram. Artinya, jika bobot Mirna 60 kilogram, ambang batas terendahnya adalah 171,42 miligram. Tapi zat sianida yang telah terserap ke dalam tubuhnya mencapai 297,6 miligram per liter.
Hal ini yang menyebabkan kematian Mirna begitu cepat. Sehingga, Subandi dengan mudah menarik waktu mundur di saat Mirna sebelum kejang-kejang.
Simak Pula: Dokter Forensik Tak Diminta Polisi Autopsi Jenazah Mirna
Subandi mengatakan kopi yang dikonsumsi Mirna disajikan sekitar pukul 16.26 WIB. Sementara racun bereaksi dan menghentikan kerja otak diperkirakan dalam waktu sekitar empat menit atau lebih. Dia juga melihat rekaman circuit closed television (CCTV) di kafe itu.
Dalam kesaksian sebelumnya, ahli forensik Rumah Sakit Tingkat I Bhayangkara Kramat Jati dr Slamet Purnomo menemukan korosi atau kerusakan di lambung Mirna akibat sianida. Di lambung bagian bawah, terdapat bintik hitam di luar normal.
Slamet memastikan itu dengan melihat mulut hingga tenggorokan yang juga terjadi korosi. Apalagi terlihat Mirna dalam rekaman CCTV mengibas mulut seusai minum kopi Vietnam.
Baca: Ini Sosok yang Sebut Rangga Terima Uang untuk Bunuh Mirna
Slamet memastikan kematian Mirna akibat racun sianida di dalam tubuhnya. Hal ini membuat pasokan oksigen ke semua organ tubuh terhenti. Dia memperkirakan, racun sianida saat itu bekerja dalam hitungan detik dan mengikat oksigen dalam darah.
Hal ini berdampak pada kibasan di mulut korban karena panas. Lalu, asupan oksigen ke otak terhenti sehingga membuatnya kejang-kejang. Asupan oksigen ke jantung dan semua organ lain juga terhenti.
AVIT HIDAYAT
Catatan Ralat: Berita ini diralat di alenia 7 pada Sabtu 6 Agustus 2016, Pukul 15.06 WIB, untuk akurasi.