TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Gerak Indonesia Emi Sulyuwati mengatakan penolakan masyarakat Surabaya terhadap Tri Rismaharini untuk maju menjadi calon Gubernur DKI Jakarta adalah hal biasa.
Menurut Emi, hal itu merupakan bentuk kepedulian masyarakat terhadap pemimpin yang berprestasi seperti Risma. "Kalau hal itu wajar, misalnya seseorang yang baik kemudian kita berprestasi pasti berat melepasnya," ujarnya saat dihubungi Tempo, Rabu, 10 Agustus 2016.
Kendati demikian, Emi yakin pada akhirnya warga Surabaya akan mengikhlaskan Risma maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta. Sebab, dengan majunya Risma, hal itu tentu akan memberi kebanggaan bagi warga Surabaya sendiri. "Karena nanti mereka juga bisa bangga jika pemimpin terbaik mereka bisa maju dalam pilkada DKI dan menang," katanya.
Baca:
PAN: Koalisi Kekeluargaan Ingin Risma Maju DKI-1
Keluarga Berharap Risma Tidak Maju Pilkada DKI Jakarta
Pilgub DKI: Soal Calon, PKS Tunggu Kesepakatan Koalisi
Kemarin, Selasa, 9 Agustus 2016, puluhan perempuan yang tergabung dalam Aliansi Perempuan Jawa Timur menggelar aksi di depan gedung DPRD Kota Surabaya di Jalan Yos Sudarso, Surabaya.
Mereka menagih janji Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tetap memimpin Surabaya hingga lima tahun ke depan. Mereka membentangkan poster bertulisan "Bu Risma Milik Arek Suroboyo", “Relawan Lingkungan Surabaya Tak Rela Bu Risma ke Jakarta”, dan beberapa poster lain.
Selain itu, penolakan datang dari putra sulung Risma, Fuad Benardi, yang berharap ibunya tetap menjadi Wali Kota Surabaya dan tidak ikut dalam pilkada DKI Jakarta 2017. “Kalau saya pribadi, ya, lebih baik ibu tetap di Surabaya karena memegang janji dan amanah warga Surabaya,” ujarnya.
ABDUL AZIS