TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat hanya tersenyum saat ditanya tentang wacana akan diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebagai calon Gubernur DKI Jakarta. "Ya, terima kasih. Gitu kan," kata Djarot saat ditemui di kantor DPP PDIP pada Rabu petang, 10 Agustus 2016.
Djarot lalu bungkam. Ia buru-buru masuk ke mobil, meninggalkan kantor DPP PDIP. Djarot hanya tersenyum saat ditanya siapa yang akan diusung PDIP nanti dalam pilkada DKI Jakarta 2017.
Reaksi yang sama muncul saat ia ditanya apakah tujuannya ke markas membahas skenario dalam pilkada 2017. Termasuk soal kapan rencana itu akan dibahas. "Belum," ucapnya.
Pada awal percakapan, Djarot sempat mengatakan pendaftaran pilkada DKI melalui jalur partai politik masih lama, yakni akhir September, sehingga dia belum menjadwalkan pembahasan peta politik Jakarta. Djarot juga enggan mengomentari upaya Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Bambang D.H., yang akan mengajak Partai Hanura bergabung ke dalam poros koalisi 7 partai di Koalisi Kekeluargaan.
Djarot mengaku tak terlibat dengan agenda DPD PDIP. Ia tak mau berspekulasi soal koalisi dengan Hanura. Apalagi sejauh ini Hanura adalah satu di antara tiga partai yang mendukung Basuki Tjahaja Purnama sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
Bambang D.H. sebelumnya sempat mencuatkan wacana kemungkinan satu di antara tiga partai pendukung Ahok bakal hengkang dan bergabung dengan koalisi 7 partai. Djarot mengatakan hal itu masih dibicarakan di tingkat pusat.
Djarot mengaku datang ke DPP PDIP sejak tengah hari untuk memimpin rapat pembahasan pilkada serentak di 101 kota dan kabupaten di Indonesia. Semua kader dari daerah, seperti Sulawesi Barat, Papua, dan Sulawesi Tengah, dipanggil. Ini bertujuan memetakan kekuatan PDIP di daerah.
AVIT HIDAYAT
