TEMPO.CO, Jakarta - Satu unit mobil jenis Cherry Tiggo B-6680-KOG terbakar ketika antre di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Desa Lubang Buaya, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Senin malam, 15 Agustus 2016. Diduga, penyebabnya ialah korsleting instalasi listrik pada mobil itu.
Saksi mata, Tuti, 35 tahun, mengatakan peristiwa itu bermula ketika pemilik mobil, Suherman, hendak mengisi bahan bakar di SPBU tersebut. Namun, ketika menunggu giliran, tiba-tiba muncul percikan api dari bagian bawah mobil tersebut sekitar pukul 18.00 WIB. "Saya berteriak ada api di bagian bawah mobil," kata Tuti, Senin, 15 Agustus 2016.
Sontak, teriakan Tuti membuat pengunjung SPBU tersebut panik. Adapun pemilik mobil beserta penumpangnya turun untuk mengecek. Rupanya api semakin besar dan menghanguskan seluruh badan mobil itu. "Ada sepeda motor yang antre di depannya ikut terbakar karena ditinggalkan pemiliknya menyelamatkan diri," ucap Tuti.
Menurut dia, api yang membubung tinggi sempat membakar bagian plafon SPBU. Warga yang mengetahui berupaya memadamkan api dengan alat seadanya, baik menggunakan alat pemadam api ringan maupun material pasir. Rupanya, upaya warga membuahkan hasil dan api padam sejam kemudian. "Armada pemadam datang setelah api sudah padam," katanya.
Juru bicara Kepolisian Resor Kota Bekasi, Ajun Komisaris Endang Longla, mengatakan api hanya membakar satu unit mobil dan sepeda motor serta plafon SPBU. "Api tidak sampai menjalar ke BBM di mesin distribusi. Padahal jaraknya hanya 3 meter," tuturnya ketika dimintai konfirmasi.
Endang mengatakan pihaknya masih menyelidiki penyebab kebakaran pada mobil tersebut. Sejumlah saksi, termasuk pemilik kendaraan, tengah dimintai keterangan. Namun hasil penyelidikan sementara diduga terdapat korsleting instalasi kelistrikan pada mobil itu sehingga menjalar ke bagian lain yang mudah terbakar.
"Apalagi di bagian bawah terdapat bahan bakar," kata Endang. Ia memastikan tak ada korban jiwa dan luka dalam peristiwa tersebut. Namun kerugian materi diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
ADI WARSONO