TEMPO.CO, Jakarta - Saksi ahli psikologi yang didatangkan jaksa dalam sidang kasus pembunuhan terhadap Wayan Mirna Salihin pada Senin, 15 Agustus 2016, Antonia Ratih, mengatakan ada beberapa perilaku terdakwa Jessica Kumala Wongso yang tidak lazim ketika Mirna meregang nyawa. Hal tak lazim itu terjadi saat Jesicca menunggu Mirna hingga meregang nyawa.
Reaksi Tenang Ketika Mirna Mengisap Sedotan
Antonia mengatakan, dari pemeriksaan terhadap CCTV Olivier yang dilakukan pada Januari lalu, Jessica bersikap sangat tenang ketika Mirna minum dan mengisap sedotan. “Yang panik hanya Hani (rekan Mirna dan Jessica). Jessica tenang sekali," kata Antonia.
Menurut dia, dalam kondisi umum, seharusnya ada reaksi panik. Bila tidak mampu berbuat apa pun, setidaknya ada gerak tubuh yang berusaha menolong. Apalagi Mirna dan Jessica adalah teman. "Begitu pula ketika (Jessica) mengambil air putih untuk membantu Mirna, gerakannya santai," tutur Antonia.
Meletakkan Paper Bag ke Atas Meja
Baca Juga:
Saat kopi datang, Jessica meletakkan paper bag yang di bawanya ke atas meja. Antonia menilai, hal ini tidak lazim dilakukan. Sebab, umumnya, barang diletakkan di bangku samping. Apalagi bangku tersebut kosong.
Menggerakkan Tangan di Balik Paper Bag
Antonia mengatakan aktivitas ini tak bisa membuktikan apa pun. Namun ketika paper bag ada di atas meja, ini mencurigakan. "Kondisi ketika paper bag menutupi (tangan) adalah paling potensial yang bersangkutan melakukan manipulasi. Manipulasi apa pun yang ada di belakang paper bag tersebut," tutur Antonia.
Pengacara Jessica, Otto Hasibuan, menampik Antonia. Ia tak mau kalah dan menampilkan video saat Mirna jatuh keracunan. Dalam video itu, Jessica tampak membantu mengangkat badan Mirna saat keracunan. "Itu di situ (video) jelas-jelas Jessica membantu Mirna," ujarnya mengotot.
Walau begitu, Antonia tetap teguh pada pendiriannya terkait dengan tindak tak lazim Jessica. "Ketika masuk ke rentetan perilaku lain, saya sebagai ahli menilai, (perilaku Jessica tersebut) tidak signifikan," tuturnya.
Mirna meninggal setelah meminum es kopi Vietnam di kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Januari lalu. Mirna diduga dibunuh dengan cara diberi racun sianida melalui kopi yang ia minum. Jessica, teman Mirna, yang saat itu ada di lokasi, menjadi terdakwa pembunuh Mirna.
EGI ADYATAMA | ERWIN Z