TEMPO.CO, Jakarta - Ahli psikiatri Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Natalia Widiasih Rahardjanti, membeberkan bahwa pihaknya sempat memeriksa kejiwaan terdakwa Jessica Kumala Wongso secara beruntun terkait dengan kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin. "Pemeriksaan kami lakukan mulai 11 hingga 16 Maret 2016," katanya saat sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Kamis, 18 Agustus 2016.
Natalia mengatakan dia memeriksa Jessica dengan berbagai metode untuk memastikan kondisi kejiwaan terdakwa. Hasilnya, secara umum Jessica tak mengidap gangguan kejiwaan atau berpikir. Dia diketahui sebagai orang yang memiliki emosi cukup stabil. Tapi, saat mendapat tekanan tak terduga, emosinya meledak-ledak.
Kata dia, dalam pemeriksaan pertama, Jessica diajak relaksasi oleh psikiatri secara sadar. Saat itu, Jessica sangat waspada dan berhati-hati dalam berbicara. Jessica tak percaya kepada siapa pun atau berusaha mempertahankan diri.
Jessica juga bilang ke Natalia bahwa ia tak mau diperiksa sebelum didampingi kuasa hukumnya. Pada hari berikutnya, 12 Maret, Natalia menganalisis pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan memastikan Jessica tak mengalami gangguan jiwa berat.
Tapi ada kecenderungan Jessica mengalami depresi karena faktor percintaan. Dia diketahui mengalami masalah dengan pacarnya, Patrick, di Australia. Sejak saat itu, perilaku Jessica berubah menjadi impulsif selama setahun terakhir. Bahkan dia sempat melakukan percobaan bunuh diri dan menabrak panti jompo karena mabuk.
Pada hari berikutnya, Natalia juga memastikan soal dengan inteligensi Jessica. Kata Natalia, Jessica memiliki tingkat penilaian yang baik terhadap masalah, sehingga bisa merencanakan dan mengambil keputusan secara tepat.
Kemudian, pada pemeriksaan 14 Maret, Jessica menceritakan ihwal kondisi keluarganya. Ia mengaku tak pernah mendapat dukungan dari kakak perempuan, ayah, dan kakak laki-lakinya. Kata dia, hubungannya renggang dalam dua tahun terakhir.
Jessica juga sempat menyesal pulang ke Indonesia saat melakukan pemeriksaan psikologi. "Dia bilang, kalau saya tak pulang ke Indonesia, Mirna tidak mati," tutur Natalia.
Penyesalan itu diungkapkan Jessica secara spontan saat pemeriksaan akan berakhir. Jessica mengatakan itu saat psikiatri menanyakan penyesalan apa yang dirasakannya. Jessica menjawab secara singkat bahwa seharusnya ia tak pulang ke Indonesia.
AVIT HIDAYAT