Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Persaingan Ahok dan Saefullah Memanas, Ini Penyebabnya  

image-gnews
Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (kanan), memberikan ucapan selamat kepada Sekretaris Darah (Sekda) DKI Jakarta yang baru dilantik, Saefullah, di gedung Balai Kota DKI Jakarta, 11 Juli 2014. TEMPO/Dasril Roszandi
Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (kanan), memberikan ucapan selamat kepada Sekretaris Darah (Sekda) DKI Jakarta yang baru dilantik, Saefullah, di gedung Balai Kota DKI Jakarta, 11 Juli 2014. TEMPO/Dasril Roszandi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah digadang-gadang mendampingi Sandiaga Uno maju dalam pilkada DKI 2017. Ketua Partai Gerindra Jakarta M. Taufik sudah menyebut pasangan tersebut.

Mengetahui hal itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok langsung menyerang Saefullah. "Bila Saefullah jadi maju pilkada, keborokannya turut dibongkar," kata Ahok di Balai Kota DKI, Kamis, 18 Agustus 2016.

Menurut Ahok, selama ini Saefullah melakukan berbagai hal untuk menentangnya. Misalnya  saat melantik pejabat setingkat lurah dan camat pada November 2015. Ahok terkejut melihat jumlah calon lurah dan camat yang dilantik tidak sesuai dengan daftar nama yang dipegang.

"Kamu kira Sekda enggak pasang orangnya? Lurah, camat, yang sempat saya cut, ingat enggak? Yang tiba-tiba baju putih semua dilantik itu, loh. Saya langsung potong, kan. Kamu kira (Saefullah) enggak pasang-pasang orang untuk kampanye?" tutur Ahok.

Langkah mbalelo Saefullah lainnya ialah ketika Ahok mengotot menerapkan transaksi non-tunai untuk menghindari transaksi keuangan menjadi lebih jelas dan bisa ditelusuri. Saefullah, kata dia, malah pernah tawar-menawar soal kebijakan itu.

Berikutnya, Ahok mengaitkan Saefullah dengan kasus tender alat uninterruptible power supply (UPS) yang berujung pada pencopotan Lasro Marbun dari Kepala Inspektorat DKI. Menurut dia, Saefullah tahu persis kasus tersebut. "Sekda tahu semua loh kalau tandatangan," ucapnya.

Ahok juga menuding Saefullah memiliki kedekatan khusus dengan Wakil Ketua DPRD DKI M. Taufik terkait dengan pembahasan rancangan peraturan daerah reklamasi Teluk Jakarta. "Sekarang kita bisa baca juga kan Sekda sama Taufik dekat?" tuturnya.

Meski begitu, Ahok mengaku sengaja membiarkan Saefullah dan tidak akan mengusulkan pencopotannya sebagai sekretaris daerah. Hal itu dilakukan supaya boroknya terbongkar. "K urang fair apa lagi? Nah, kenapa saya santai? Dia (Saefullah) mau buka borok apa, apa yang mau dibuka, semua rapat rapim terbuka," ujarnya.

Ahok menduga, Saefullah berpeluang menggerakkan jajaran di bawahnya agar menang pilkada.
Sebab, Saefullah memiliki wewenang untuk menentukan pejabat eselon III dan IV. Bahkan dia menyebut Saefullah pernah melantik para pejabat itu tanpa sepengetahuannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Justru lebih bahaya Sekda," katanya. Meski begitu, Ahok memilih membiarkan tindakan Saefullah. Bukan masalah jika Saefullah membenci Ahok, berkampanye menentang dia, atau menggalang massa.

"Jangan ketahuan saja. Karena sebagai PNS ada sumpah, ada aturan bisa dipecat. Kalau cuma diam-diam galang massa, mau habisin saya, macam-macam, silakan saja," tutur Ahok yang bakal maju lagi dalam pilkada DKI lewat jalur partai politik.

Saefullah membantah tudingan Ahok itu terkait dengan pelantikan lurah dan camat yang dianggap mengandung unsur kampanye.  "Coba saja cek lurah dan camat, ada enggak yang saya minta, yang saya gerakkan pilih-pilih saya?" katanya saat ditemui di kantor Pemerintah DKI, Kamis, 18 Agustus 2016.

Saefullah menjelaskan, mutasi pejabat selalu dibahas oleh Badan Pertimbangan Jabatan. Sifatnya pun terbuka. Pelantikan, kata Saefullah, semua dilakukan atas izin Ahok.

Selain itu, dia selalu melapor kepada Kepala Badan Kepegawaian Daerah DKI Agus Suradika ihwal nama-nama yang diusulkan untuk dilantik. "Cek saja sama Pak Agus Suradika. Saya tidak pernah pasang orang," ujarnya.

Pekan lalu, Badan Musyawarah (Bamus) Betawi mendukung Saefullah menjadi bakal calon gubernur atau wakil gubernur.  Ketua Bamus Betawi Zainuddin mengatakan Saefullah cocok mewakili etnis Betawi sebagai putra daerah.

Menurut Zaenudin, wajar kalau putra Betawi minta diperhatikan. Sebab, selain karena penduduk asli, populasi suku Betawi saat ini mencapai 27,6 persen atau sekitar 3 juta jiwa. Bamus Betawi berencana mengadakan pertemuan dengan pengurus partai politik dalam waktu dekat.

FRISKI RIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

14 jam lalu

Kreator Konten, Galih Loss. Foto: Instagram.
Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.


Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

29 hari lalu

Jakarta Banjir, Heru Budi Minta Maaf: Mohon Dimaklumi
Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.


Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

29 hari lalu

Terdakwa kasus tindak pidana penodaan agama Panji Gumilang (tengah kemeja kuning) saat hendak meninggalkan ruang persidangan di Pengadilan Negeri Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 20 Maret 2024. Foto: ANTARA/Fathnur Rohman
Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.


81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

44 hari lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin memotong tumpeng bersama istrinya, Wury Estu Handayani saat mengadakan tasyakuran hari ulang tahunnya di rumah dinasnya di Jalan Diponegoro, Jakarta, 11 Maret 2020. Ma'ruf Amin hari ini berulang tahun yang ke-77. TEMPO/Friski Riana
81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.


Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

47 hari lalu

Ilustrasi KJMU. Istimewa
Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?


Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

48 hari lalu

Politikus PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan orasi politiknya dalam acara Ahokers Bareng Ganjar di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud, Jakarta, Minggu, 4 Februari 2024. Relawan Ahokers resmi mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024. ANTARA/Aprillio Akbar
Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?


69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

48 hari lalu

Wakil Gubernur Deddy Mizwar memeriksa barisan saat upacara Resimen Mahasiswa Mahawarman di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 11 Januari 2017. TEMPO/Prima Mulia
69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.


Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

52 hari lalu

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tertawa bersama dengan Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) usai hadiri acara pelantikan anggota DPRD DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat
Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

Pengamat politik mengatakan Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih memiliki suara kuat di Jakarta.


Di TPS Ahok, Ganjar-Mahfud Unggul dengan 113 Suara

14 Februari 2024

Mantan Gubernur DKI Jakarta, yang terakhir menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersama istri, Puput Nastiti Devi dan putranya, Sean, menggunakan hak pilih di TPS 112 yang berada di Jalan Pantai Mutiara, Pluit Jakarta Utara. Rabu, 14 Febuari 2024. Ketiganya tampak kompak mengenakan baju berwarna gelap. TEMPO/Yuni Rahmawati
Di TPS Ahok, Ganjar-Mahfud Unggul dengan 113 Suara

Paslon Ganjar-Mahfud memimpin suara di TPS tempat Ahok menyalurkannhak suara.


Keluarga Ahok Sepaket Pilih Calon yang Berasal dari PDIP

14 Februari 2024

Mantan Gubernur DKI Jakarta, yang terakhir menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersama istri dan dua anaknya gunakan gak pilih di TPS 112 yang berada di Jalan Pantai Mutiara, Pluit Jakarta Utara. Rabu, 14 Febuari 2024. TEMPO/Yuni Rahmawati
Keluarga Ahok Sepaket Pilih Calon yang Berasal dari PDIP

Ahok berharap, pemilu yang diadakan setelah Imlek ini membawa kemakmuran, keadilan, kesehatan dan kebahagiaan yang akan dirasakan oleh masyarakat.