TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Inspektur Jenderal Arman Depari mengatakan negara mengalami kerugian triliunan rupiah akibat transaksi narkotik di luar negeri setiap tahun. Arman menuturkan, pihaknya telah mengidentifikasi ada sekitar 72 jaringan narkotik di Indonesia.
"Nah, kalau ada 72 yang beroperasi aktif di Indonesia, kemudian mereka menghasilkan satu triliun saja setiap tahun, mereka akan menghasilkan Rp 72 triliun per tahun," katanya dalam konferensi pers di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, Jumat, 19 Agustus 2016.
Arman menuturkan asumsi tersebut sesuai dengan hasil pengkajian yang dilakukan oleh pihaknya bersama Universitas Indonesia. "Berdasarkan hasil kajian, kerugian ekonomi di Indonesia akibat belanja narkoba yang dilakukan oleh bandar rata-rata Rp 73 triliun," katanya.
Arman menjelaskan, untuk mengambil kembali aset seandainya sudah ada temuan di luar negeri, pihaknya mengaku telah bekerja sama dengan penegak hukum di berbagai negara yang menjadi tujuan pencucian uang.
"Tentu saja kami BNN, PPATK, dan Polri bekerja sama dan menjalin komunikasi dengan penegak hukum di sana untuk sama-sama menuntaskan kasus ini dan untuk membawa aset kita kembali," katanya.
ABDUL AZIS