TEMPO.CO, Jakarta - Survei Lembaga Penelitian dan Konsultan Manilka tentang popularitas dan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menuai kritik dari peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro.
Akademikus yang dikenal kritis terhadap kinerja Ahok ini menilai dari sisi metodologi. Menurut Siti, tingkat margin error 4,7 persen sangat berisiko. Siti menilai paling tidak hasil survei bisa dipercaya dengan margin error di bawah 3 persen.
Menurut Siti, apabila survei tersebut dari tim sukses salah satu kelompok, jangan diumumkan ke publik. Sebab, survei bisa menggiring opini publik. Namun Siti tak menjelaskan tim sukses siapa yang dia maksud.
Ia mengimbau agar survei yang dihasilkan digunakan secara akademis dan dapat dipertanggungjawabkan. “Harus mencerahkan masyarakat,” kata Siti hari ini, Ahad, 21 Agustus 2016.
Baca: Ahok Klaim Didukung Mega, Analis: Sepihak dan Cuma Siasat
Direktur Lembaga Penelitian dan Konsultan Manilka Herzaky Mahendra Putra menjelaskan, survei pada 6-11 Agustus 2016 tersebut dilakukan terhadap 440 responden yang dipilih secara acak di enam wilayah, yaitu Jakarta Utara, Selatan, Barat, Timur, Pusat, dan Kepulauan Seribu. Survei ini memiliki margin error 4,7 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil survei terbaru Manilka menunjukkan gejala menarik soal pandangan publik terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Survei menghasilkan temuan tingkat elektabilitas Ahok menurun menjadi 43,6 persen, padahal pada survei Juni lalu 49,3 persen. Tingkat kesukaan masyarakat kepada Ahok pun berkurang, dari semula 62,5 persen menjadi 56,1 persen.
Di sisi lain, popularitas Ahok masih berada di puncak dibandingkan tokoh-tokoh lain, yakni 98,9 persen. “Mayoritas responden mengaku kenal dengan Ahok,” ucap Herzaky, Ahad, 21 Agustus.
Elektabilitas yang menurun, menurut hasil survei Manilka, karena sebagian masyarakat menilai Ahok tidak konsisten. “Sebab, Ahok memutuskan memilih jalur partai politik dibanding perseorangan untuk maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017,” kata Herzaky.
Menurut dia, sebanyak 47,7 persen responden menilai Ahok tidak konsisten. Bukan cuma itu. Kekecewaan responden terhadap keputusan Ahok maju dalam pilkada lewat jalur partai politik semakin diperkuat dari hasil simulasi pemilihan paket kandidat.
Survei Manilka mensimulasikan pasangan Ahok-Djarot Saiful Hidayat melawan Sandiaga Uno-Tri Rismaharini seimbang dengan persentase 20,9. Sedangkan responden yang menyatakan masih ragu sebesar 45,2 persen, sementara 13 persen memilih tidak menjawab.
DANANG FIRMANTO